Bisnis.com, DENPASAR - Harga produk hortikultura di Bali khususnya komoditi tomat terus mengalami penurunan hingga Rp1.000/kg.
Kepala Bagian Pangan Dinas Pertanian Bali I Wayan Sunarta mengatakan meskipun harga tomat di setiap daerah berbeda-beda, namun khusus untuk pulau Dewata harganya berkisar antara Rp1.000-Rp2.000/kg. Rendahnya harga disebabkan karena daya serap pasar yang rendah namun ketersediaannya tinggi.
"Saat ini petani banyak yang beralih pada tanam komoditi yang relatif tahan simpan, seperti tanaman pangan," tuturnya saat dihubungi oleh Bisnis, Kamis (10/9/2020).
Menurutnya, di beberapa daerah di Bali seperti di Karangasem, para petani telah banyak mengganti komuditi tanam seperti ubi kayu, dan kacang tanah ataupun melakukan tumpang sari untuk menekan terjadinya kerugian.
Selain itu, lanjutnya, harga pokok tanaman pangan juga lebih stabil dibandingkan hortikultura. Terlebih saat pandemi Covid-19, yang menyebabkan masyarakat cenderung memilih untuk membeli komoditas pangan.
"Masyarakat saat ini memilih untuk membeli beras, minyak, hortikultura belum begitu terserap," jelasnya.
Baca Juga
Dari sisi lain, karena tidak adanya kepastian pasar, dia juga menyampaikan sempat mengolah lahan seluas 1 Ha untuk ditanam sayur namun digantikan dengan kacang tanah dan labu agar produk memiliki daya simpan yang lebih lama.