Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Sambut Baik Penahapan Pembukaan Pariwisata di Bali

Kapasitas maksimum dari tempat perbelanjaan juga dibatasi, yakni hanya 50 persen. Artinya secara tidak langsung pendapatan berkurang setengahnya.
Petugas memasang plastik mika untuk menyekat lapak pedagang di pasar tradisional Cokroaminoto Denpasar, Bali, Senin (15/6/2020). Pemasang sekat plastik transparan tersebut sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 secara transmisi lokal menyusul meningkatnya kasus itu di sejumlah pasar tradisional di Denpasar./Antara-Nyoman Hendra Wibowo
Petugas memasang plastik mika untuk menyekat lapak pedagang di pasar tradisional Cokroaminoto Denpasar, Bali, Senin (15/6/2020). Pemasang sekat plastik transparan tersebut sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 secara transmisi lokal menyusul meningkatnya kasus itu di sejumlah pasar tradisional di Denpasar./Antara-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, DENPASAR — Hendra pemilik toko pakaian bayi di Kota Denpasar sangat senang mendengar berita bahwa Bali akan kembali dibuka pada 9 Juli mendatang.

Terlebih sejak 3 bulan yang lalu, tokonya sepi pelanggan akibat adanya pandemi Covid-19 hingga terjadi penurunan omzet yang mencapai 80 persen. Dengan adanya pembukaan kembali pariwisata, ada peluang pemutusan hubungan kerja (PHK) tak terjadi.

“Kasian mereka yang sudah lama bekerja dengan saya, setidaknya ini bisa menyelamatkan karyawan saya dari PHK,” tuturnya saat dihubungi oleh Bisnis, Kamis (18/6/2020).

Sebelum dibuka, dia turut memastikan bahwa tokonya telah memenuhi protokol kesehatan Covid-19, dengan melakukan penyemprotan disenfektan di toko, pengadaan alat untuk mencuci tangan, dan menyediakan handsanitizer untuk pengunjung.

Jika toko dalam keadaan penuh, dia juga meminta karyawan agar memberitahu pembeli untuk tetap bersabar menunggu di luar hingga keadaan di dalam toko kembali lenggang.

Meskipun akan kembali dibuka dengan protokol kesehatan normal baru, Wakil Ketua Bidang Organisasi Aprindo Bali AAG Agra Putra mengatakan para pelaku usaha tidak dapat berharap banyak dengan dampak yang signifikan seperti sebelum adanya pandemi ini. Sebab kapasitas maksimum dari tempat perbelanjaan juga dibatasi, yakni hanya 50 persen. Artinya secara tidak langsung pendapatan telah berkurang setengahnya.

Terlebih lagi, daya beli masyarakat Bali di tengah pandemi yang masih rendah. Sebab selama 3 bulan terakhir mereka tidak memiliki pendapatan, sehingga berpengaruh pada pengurangan konsumsinya.

“Saat ini yang paling diutamakan oleh masyarakat adalah kebutuhan pokok dan kesehatan. Bahkan untuk memenuhi itu mereka juga sudah cukup berat,” jelas Agung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper