Bisnis.com, DENPASAR - Ekspor barang ke Australia menurun dratis hingga 67 persen (tepatnya 66,76%) selama April 2020 dibandingkan dengan Maret 2020, sehingga menjadi salah satu pemicu penurunan ekspor keseluruhan sebesar 40 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan ekspor barang ke Australia didominasi oleh produk pakian jadi bukan rajutan (HS 62) yang turun sedalam 62,34 persen.
“Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya permintaan di tengah Covid-19,” katanya melalui keterangan resminya, Selasa (2/6/2020).
Sementara itu, secara keseluruhan nilai ekspor barang ke luar negeri pada April 2020 tercatat senilai US$26.350.478, atau turun sedalam -40,33 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$44.160.861.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya ekspor juga tercatat penurunan sedalam -48,92 persen.
“Penurunan ini mencapai titik paling rendah dalam empat tahun terakhir dari 2017 hingga 2020,” tambahnya.
Adi mengungkapkan, dari sisi impor pada April 2020 tercatat senilai US$5.429.030, atau turun sedalam -59,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya secara month to month (mtm) yang tercatat seniai US$13.461.649. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya impor juga tercatat menurun lebih dalam, yakni sedalam -72,87 persen.
Impor barang dari Tiongkok secara month to month tercatat turun paling dalam yakni -74,45 persen yang disebabkan turunnya impor produk mesin dan peralatan listrik dan produk dari kulit.
“Dari sisi komoditas, impor produk barang-barang dari kulit (HS 42) tercatat turun paling dalam 83,88 persen,” jelasnya.