Bisnis.com, DENPASAR — Subsektor perikanan menjadi satu-satunya sektor pertanian di Bali yang mengalami peningkatan setinggi 0,15 persen pada Mei 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan subsektor perikanan ini masih bisa bertahan dengan adanya Covid-19, bahkan terdapat peningkatan meskipun jumlahnya tidak signifikan.
Sementara itu, penurunan tercatat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sedalam -3,06 persen, disusul subsektor hortikultura -2,33 persen, subsektor tanaman pangan -1,01 persen dan subsektor peternakan -0,10 persen.
“Penurunan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2020 tercatat pada hampir semua subsektor kecuali perikanan,” katanya melalui siaran pers, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, indeks NTP Bali pada Mei 2020 tercatat turun sedalam -1,33 persen, dari 94,81 pada April 2020 menjadi 93,54. Dari sisi indeks yang diterima petani (It) tercatat turun 1,78 persen, lebih dalam dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang turun sedalam 0,45 persen.
“Indeks NTP seluruh subsektor kurang dari 100, ini mengindikasikan sektor pertanian belum menjanjikan memberi kesejahteraan rumah tangga petani,” ungkapnya.
Baca Juga
Dari sisi lain, sambungnya, Indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Bali pada Mei 2020 tercatat 93,78 turun sedalam 1,93 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 95,63. Jika dilihat dari subsektornya, penurunan indeks NTUP paling dalam tercatat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sedalam 3,79 persen, disusul subsektor hortikultura 2,91 persen, subsektor tanaman pangan 1,76 persen, subsektor peternakan 0,45 persen, dan subsektor perikanan 0,14 persen.
Adi menjelaskan pada Mei 2020, Pulau Dewata tercatat mengalami deflasi perdesaan sedalam 0,69 persen. Hal ini sejalan dengan catatan inflasi perdesaan secara nasional yang tercatat mengalami deflasi, sedalam 0,07 persen.
Deflasi terdalam tercatat di Provinsi Sulawesi Utara 1,47 persen dan terdangkal di Provinsi Sumatera Selatan 0,001 persen. Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Bangka Belitung 0,98 persen, sedangkan inflasi terendah tercatat di Provinsi Jawa Barat dengan besaran 0,07 persen.