Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kebutuhan Pokok di Bali Turun Terseret Pelemahan Daya Beli

Tidak terdapat permasalahan baik dari sisi pasokan dan distribusi menyebabkan turunnya harga komoditas.
Foto pedagang di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Rabu (8/4/2020)./Antara-Nyoman Hendra Wibowo
Foto pedagang di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Rabu (8/4/2020)./Antara-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, DENPASAR - Harga kebutuhan pokok turun pada April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya (m-t-m), yang disinyalir akibat pelemahan daya beli masyarakat.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan penurunan harga kebutuhan pokok terlihat pada komoditas daging ayam ras, harga tiket angkutan udara, cabai merah, dan telur ayam ras. Fenomena ini akibat lesunya permintaan, terutama dampak industri pariwisata yang lesu terkena serangan Covid-19.

"Tidak terdapat permasalahan baik dari sisi pasokan dan distribusi menyebabkan turunnya harga komoditas," katanya melalui siaran pers, Selasa (5/5/2020).

Trisno menuturkan, deflasi inti pada April tercatat sebesar 0,02 persen (mtm), turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,44 persen (mtm), hal ini disebabkan oleh turunnya harga terutama untuk canang sari, toiletries, dan makanan.

"Namun demikian, harga emas perhiasan masih meningkat seiring dengan naiknya harga emas dunia," tambahnya.

Selain itu, komoditas Volatile Food juga mengalami deflasi sebesar 1,41 persen (mtm), lebih dalam jika dibandingkan dengan Maret 2020 (-0,54 persen, mtm).
Penurunan terdalam terlihat untuk daging ayam, cabai merah, telur ayam, bawang putih, dan minyak goreng. Dia mengungkapkan, turunnya harga komoditas VF disebabkan oleh lesunya permintaan secara signifikan di tengah pasokan yang memadai.

Selanjutnya, turunnya harga tarif angkutan udara, seiring dengan penutupan bandara selama bulan Ramadan hingga Lebaran untuk mengantisipasi arus mudik mengakibatkan terjadinya penurunan harga untuk komoditas Administered Price menjadi -0,53 persen (mtm).

Sementara itu, berdasarkan perhitungan BPS, pada April 2020, Bali mengalami deflasi sebesar -0,33 persen (mtm), melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm).

Pencapaian inflasi Nasional tercatat sebesar 0,08 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,55 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 2,67 persen (yoy).

"Inflasi Bali pada April 2020 masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0 persen ±1 persen (yoy)," imbuhnya.

Deflasi ini, lanjut Trisno, terjadi pada kedua kota sampel IHK yaitu Kota Denpasar yang tercatat sebesar -0,32 persen (mtm) dan kota Singaraja mencatat inflasi sebesar -0,36 persen (mtm).

Bank Indonesia telah memperkirakan inflasi pada Mei 2020 akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 3,0 persen ± 1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler