Bisnis.com, DENPASAR — Daya tahan perekonomian Bali yang selama ini ditopang industri pariwisata benar-benar terdampak virus Covid-19.
BPS Bali merilis periode Januari-Maret 2020 ekonomi Bali minus 1,14 persen (yoy). Capaian tiga bulan pertama tahun ini terburuk sejak 2017.
“Pandemi Corona Virus Diseases 2019 [Covid-19] diduga telah berdampak besar pada penurunan aktivitas pariwisata yang merupakan kontributor utama ekonomi Bali,” ujar Kepala BPS Bali Adi Nugroho, Selasa (5/5/2020).
Penurunan pariwisata menyebabkan lapangan usaha terkait juga turun. Usaha akomodasi dan makan minum tercatat tumbuh negatif 9,11 persen. Selain itu, kategori transportasi dan pergudangan tumbuh negatif 6,21 persen, dan kategori jasa lainnya juga tumbuh negatif 2,82 persen.
Akomodasi dan makan minum berkontribusi ke ekonomi Pulau Dewata sebesar 21,81 persen.
Baca Juga
“Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) pada triwulan I-2020 tercatat sekitar 1,05 juta kunjungan, turun sedalam -21,82 persen dibandingkan triwulan I 2019 yang mencapai 1,34 juta kunjungan,” jelasnya.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada triwulan I-2020 tercatat sebesar 43,56 persen, turun sedalam -9,39 poin jika dibandingkan dengan rata-rata TPK hotel berbintang triwulan I-2019 yang sebesar 52,95 persen.
Adapun kategori transportasi dan pergudangan yang mencakup aktivitas mobilisasi penduduk termasuk wisatawan ikut terdampak karena jumlah keberangkatan penumpang internasional dari Bandara Ngurah Rai pada tiga bulan pertama mengalami penurunan sedalam -13,79 persen.
Adi menekankan selain akibat penurunan wisman, kondisi ini juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah menutup obyek wisata di seluruh wilayah Bali mulai 20 Maret 2020.