Bisnis.com, DENPASAR - Rata-rata setiap harinya terdapat penambahan 100 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar yang mendaftarkan usahanya dalam layanan temuWA pada aplikasi WhatsApp.
Pembuat aplikasi temuWA Putu Sudiarta mengatakan, penambahan ini terjadi semenjak munculnya Covid-9 di Bali yang menyebabkan pelaku UMKM mengalami penurunan hasil penjualan hingga terpaksa tutup. Namun alih-alih untuk menutup usahanya, mereka memilih untuk membuka toko secara daring.
“Berbagai produk dan jasapun ditawarkan, seperti bisnis makanan, minuman, bisnis tanaman, penjualan perangkat upacara agama hingga jasa service barang elektronik,” katanya saat dihubungi, Kamis (30/4/2020).
Dia mengungkapkan, saat ini penggunaan aplikasi digital untuk menjalankan bisnis juga bukan lagi hal yang baru bagi masyarakat di kota maupun desa. Dari 170 Juta penduduk Indonesia, 83 persen atau 140 Juta adalah pengguna aplikasi WhatsApp. Dengan pengguna sebanyak ini, menjadi salah satu pasar kuat bagi pelaku UMKM.
“Hingga saat ini, pengguna aplikasi ini sudah mecapai 2.000 UMKM khusus di Denpasar, padahal kami baru memulainya,” tambahnya.
Sementara itu, menurut data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Denpasar sebagai sentra ekonomi di Pulau Dewata paling terdampak dengan adanya Covid-19, yakni per 16 April 2020 dilaporkan sebanyak 4.445 UMKM yang terdampak.
Baca Juga
“Melihat data tersebut, bukan hal yang mengherankan jika pelaku UMKM mulai berfikir kreatif dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada saat ini,” tutur Sudiarta.
Penjual bibit tanaman secara daring I Gede Tio Setiawan mengungkapkan, menjualan bibitnya untuk di Denpasar meningkatan hingga 50 persen semenjak satu bulan terakhir.
Menurut Tio, adanya Covid-19 juga membuat masyarakat memilih untuk berbelanja melalui berbagai aplikasi yang tersedia tanpa harus pergi keluar rumah dan secara tidak langsung ikut mencegah penyebaran virus corona.
“Saat ini saya sampai kewalahan memenuhi pesanan para pelanggan,” ungkap Alumni Fakultas Pertanian Unud ini.