Bisnis.com, DENPASAR - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masker kain di Denpasar berhasil mencetak omzet puluhan juta di tengah merebaknya wabah Corona.
Ni Luh Santika Dewi pemilik usaha Santika Sewinghome menuturkan telah memproduksi 1.000 masker kain sejak 16 Maret lalu. Bersama empat karyawannya, produknya dipasarkan dengan harga Rp10.000 per biji.
"Awalnya hanya untuk pemakaian sendiri, karena masker medis sudah susah dicari, tapi saat kami tawarkan ternyata banyak peminatnya," tuturnya saat dihubungi oleh Bisnis, Selasa (7/4/2020).
Perempuan 22 tahun ini mengatakan, meskipun belum ada satu bulan memproduksi masker. Tapi sampai saat ini usaha maskernya sudah mampu menghasilkan omzet Rp10.000.000.
Sebelum memproduksi masker, Gadis asal Kabupaten Bangli ini terlebih dahulu telah mempelajari standar pembuatan masker kain beberapa artikel di internet.
"Jadi masker yang kami produksi adalah masker kain 3 lapis, bahan yang kami gunakan adalah kain moscrepe premium," jelasnya.
Baca Juga
Sedangkan sebagai lapisan agar lebih tebal dan sebagai saringan tambahan, Santika menggunakan kain kapas dengan serat yang lebih rapat, yang di tempel dengan cara disetrika di bagian dalam masker.
"Kami juga menggunakan desain masker yang simpel, dengan berisi lubang yang khusus untuk memasukkan saringan tambahan berupa tissue kedalam masker, dengan fungsi sebagai filter tambahan sesuai saran dari seorang dokter di Tiongkok," tuturnya.
Masker yang diproduksi oleh Santika ini, dipasarkan secara daring atau online di sosial media seperti Facebook, WhatsApp, Intagram, dan pembeli mayoritas masih seputar daerah Bangli.
"Namun ada juga beberapa pembeli dari luar kota, bahkan luar Bali yang memesan masker ini," tambahnya.
Diakui Santika, saat ini sudah banyak UMKM yang juga memproduksi masker kain sepertinya, sehingga mereka harus saling berlomba-lomba membeli bahan masker terbaik untuk produksi.
"Diawal promosi bahan masih mudah kami dapatkan, tapi sekarang agak sulit, karena kami mematok standar sendiri untuk masker yang kami produksi," jelasnya.
Sementara itu, imbuhnya, suplier bahan juga mengatakan kalau permintaan bahan seperti karet yang dipakai untuk masker sudah langka di pasaran, kalaupun ada harganya naik sampai 3x lipat.
"Seminggu terakhir ini permintaan masker masih ada tapi cenderung menurun karena banyak penjual masker kain bahkan dengan harga yang lebih murah," ungkap Santika.
Namun, karena masker yang diproduksinya berasal dari bahan berkualitas, sehingga Santika memilih untuk tidak menurunkan harga masker buatannya.
Di sisi lain, karena semakin tingginya penyebaran covid-19 di Indonesia. Pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk wajib menggunakan masker kain jika bepergian keluar rumah.
Seperti halnya di Kota Denpasar tepatnya di Pasar Kumbasari, pengunjung maupun pedagang yang tidak menggunakan masker secara tegas diminta untuk kembali pulang.
"Melihat kondisi saat ini, dengan intensitas penyebaran virus corona, kami melaksanakan tindakan tegas sebagai upaya pencegahan," tegas Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Denpasar, IB Kompyang Wiranata, Senin (6/4/2020).
Selain itu, Denpasar juga telah membantu pengadaan 10.000 masker dari tim K3S.