Bisnis.com, DENPASAR - Anjloknya kunjungan wisman Tiongkok membuat Pemerintah Provinsi Bali memutar otak dengan harapan adanya kebijakan penerbangan langsung dari Mumbai, New Delhi, bahkan Bangalore, India.
Strategi itu, kata Kadis Pariwisata Bali, Putu Astawa telah dikomunikasikannya dengan Pemerintah Pusat melalui surat resmi.
Menurutnya, potensi India yang memiliki kunjungan wisman terbesar ke tiga di Bali sangat bagus dikembangkan.
"Sekarang lagi emerging kan dari India, ketiga terbanyak setelah Australia dan China. Cuma direct flight dari India ke Bali belum ada," kata Astawa di temui di kantornya, Selasa, (25/2/2020).
Berdasar pertimbangan tersebut, Bali meminta pemerintah pusat untuk mengalihkan penerbangan itu (slot China) untuk mengangkut turis dari India. Harapannya ada penerbangan langsung ke Mumbai, New Delhi atau Bangalore.
"Kita sudah bersurat ke Pusat. Tanggapannya belum utuh. Cuma katanya Minggu ini ada semacam kebijakan pusat tentang program recovery penanganan kasus Corona," jelasnya.
Baca Juga
Dia menuturkan, jika ada direct flight akan lebih bagus, pastinya orang malas harus singgah ke mana-mana, capek juga. Tapi kalau langsung sangat signifikan bisa menambah jumlah kunjungan.
Selain permohonan penerbangan langsung, dia juga sudah mengetahui adanya kebijakan perihal pertemuan, rapat-rapat instansi diarahkan ke Bali untuk menggairahkan pariwisata Bali.
"Dari BI rencana akan menggelar pertemuan semacam Rakor (meeting) di Bali juga, jadi cukup banyak dan pesertanya juga ribuan. Kalau tidak salah tanggal 29 ini Gubernur BI ke sini dalam rangka menindaklanjuti pertemuan ini juga," beber Astawa.
Dari data penerbangan Angkasa Pura I (Persero) wisatawan berpaspor India, yang mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen. Dari 6,3 juta wisman yang datang ke Bali 2019, sebanyak 1.185.519 orang (18,2 persen) adalah wisman dari RRT dan Negara-negara yang merupakan sumber utama wisman ke Bali adalah India (374.784 orang), Inggris (287.577 orang), Amerika (277.391 orang), Jepang (258.142).