Bisnis.com, DENPASAR - Bali menjadi salah satu destinasi wisata yang mendapatkan insentif dari pemerintah pusat untuk memulihkan sektor pariwisatanya dari dampak wabah virus corona.
Kadis Pariwisata Bali Putu Astawa membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan yang sangat penting dalam membantu pemulihan pariwisata dan perekonomian dari dampak negatif yang ditimbulkan akibat merebaknya virus corona tersebut terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Pertama, dia mengungkapkan pemerintah memberikan tambahan anggaran sebesar Rp298,5 miliar untuk insentif airline dan travel agent dalam rangka mendatangkan wisatawan asing ke dalam negeri.
Kedua, wisatawan dalam negeri diberikan sebesar Rp443,39 miliar insentif dalam bentuk diskon sebesar 30% potongan harga untuk 25% seat per pesawat yang menuju ke sepuluh destinasi wisata.
"Sepuluh destinasi pariwisata yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota tidak dipungut pajak hotel dan restoran sebesar 10% selama enam bulan. Sepuluh destinasi pariwisata tersebut yakni, Danau Toba, Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan," kata Astawa, Selasa, (25/2/2020), malam.
Ketiga, dia mengatakan pemerintah pusat akan memberikan hibah sebesar Rp3,3 triliun kepada sepuluh destinasi pariwisata. Keempat, dalam APBN juga tersedia anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pariwisata sebesar Rp147 miliar yang akan dikonversi menjadi hibah ke daerah-daerah untuk memacu pariwisatanya.
Baca Juga
Dalam rangka mempercepat pemulihan kondisi pariwisata Bali, Gubernur Bali akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan mengundang Bupati/Walikota se-Bali dan para pemangku kepentingan pariwisata Kabupaten/Kota se-Bali untuk merumuskan program aksi yang akan diterapkan dalam jangka pendek dan jangka menengah.
Sebagaimana diketahui, jumlah wisatawan China yang datang ke Bali merupakan jumlah terbesar kedua (18,2%) setelah wisatawan Australia dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 6,3 juta.
Penurunan wisatawan China tersebut sangat dirasakan oleh para pelaku usaha Pariwisata seperti, hotel, perjalanan wisata, transportasi wisata, pemandu wisata, dan pengrajin oleh-oleh Bali.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok juga berdampak langsung terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota se-Bali terutama Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Gianyar, dan Klungkung.
Lebih jauh, penurunan jumlah wisatawan mancanegara ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Bali karena sektor pariwisata memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap PDRB Provinsi Bali.