Bisnis.com, DENPASAR--Rencana Gurbernur Bali membangun konektivitas infrastruktur jalan tol membutuhkan biaya investasi dengan nilai Rp10 triliun lebih.
Saat ini kata Gubernur I Wayan Koster, telah ada investor yang melakukan presentasi dan meyakinkan Pemprov bahwa pembangunan tol Gilimanuk-Denpasar layak.
Menurut dia, sudah ada yang presentasi. "Studi yang sudah dipresentasikan itu layak. Saya bertanya apakah layak? Dia tunjukkan ini layak."
Cuma, lanjut Gubernur, jangka waktu BEP-nya lebih lama.
"Investasinya sedang dihitung sekitar di atas Rp10 triliun," kata Koster di sela-sela acara Simakrama Bank Indonesia dan OJK Bali di Kantor Bank Indonesia, Rabu (8/1/2020), siang.
Menurut dia, Gilimanuk-Denpasar perlu tol karena lamanya perjalanan Gilimanuk-Denpasar.
"Studi Tol itu dari Pra Feasibility Studi-nya itu dua tahap, dari Gilimanuk sampai Denpasar. Untuk tahap satu Gilimanuk sampai Tabanan. Jalannya lewat tengah, 50% lebih jalan adalah tanah negara.
Studinya dari pihak swasta. Nanti siapa yang punya proposal bagus baru ditindaklanjuti," kata dia lagi.
Bagaimanapun pun ujar dia, pihak akan bicara lebih lanjut dengan Menteri PU untuk mendapat dukungan dan rekomendasi.
"Tahun ini selesai studi saya harus bicara dengan Menteri PU, supaya Menteri memberikan rekomendasi dan dukungan. Kalau dari sisi saya, prinsip sudah ok. Tapi kan ini harus dengan Menteri PU juga. Karena ada juga yang berpandangan Bali kecil kalau pakai tol orang tidak lihat pemandangan," ujar pria asal Buleleng Bali ini.
Dibanding kereta api, dia lebih memilih tol karena jalur Gilimanuk-Denpasar memiliki angkutan logistik yang tinggi.
Dia memperkirakan keuntungan balik modalnya untuk jalan tol sampai 17 tahun lamanya.