Bisnis.com, DENPASAR – DPD REI Bali memprakirakan realisasi pembangunan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah tidak akan sesuai target.
Ketua DPD REI Bali Pande Agus Widura menyatakan dari target 3.500 unit terbangun pada 2018, realisasinya hanya sebanyak 2.000 unit. Masalah bencana erupsi Gunung Agung yang berpengaruh terhadap realisasi di Kabupaten Karangasem menjadi salah satu penyebabnya.
"Karena fokus rumah subsidi ini hanya di Jembrana, Buleleng dan Karangasem. Nah sekarang Karangasem belum bisa maksimal akhirnya kena pengaruh," jelasnya, Senin (26/11/2018).
Melihat pencapaian tahun ini, REI Bali pada 2019 hanya akan menargetkan pembangunan rumah subsidi sebanyak 3.500 unit. Pande mengaku akan melaporkan masalah ini kepada Kementerian PU Pera.
Selain itu, pengembang dari Bali juga akan memberikan beberapa masukan salah satunya terkait harga. Pengembang berharap kementerian menaikkan harga rumah subsidi di Bali tidak hanya sebesar 5% dari harga saat ini.
"Kami harap minimal kenaikan 7,5% meskipun sepertinya Kemenkeu berat tetapi minimal saya harap bisa Rp170 juta lah per unit," jelasnya.
Pande mengatakan peminat rumah subsidi di Bali masih banyak terutama di tiga daerah tersebut.