Bisnis.com, DENPASAR--Persaingan antardestinasi wisata dunia semakin ketat. Bali dituntut membuat strategi pemasaran yang menarik dan bisa menjadi daya pikat wisman untuk datang.
Tenaga Ahli Menpar Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gde Pitana menuturkan pemasaran merupakan salah satu upaya menjaga keberlangsungan industri pariwisata. Di sisi lain, pasar wisatawan bagi Bali juga diperebutkan oleh negara lain.
"Pasar harus di-setting karena ketika kita mau rebut, ingat bukan hanya Bali pemain satu-satunya. Contoh pasar India, Malaysia Thailand juga mau rebut, atau pasar China bahkan Selandia Baru dan Australia juga mau," tuturnya, Jumat (23/11/2018).
Baca Juga
Pitana menuturkan selain melakukan strategi menarik, penting juga untuk melihat potensi dari negara-negara yang merupakan pasar tradisional bagi Indonesia dan Bali. India dan China memiliki potensi besar demikian juga negara lain.
Khusus buat Jepang, diakuinya pertumbuhannya lambat karena ada beberapa faktor penyebab. Pertama, psikologis masyarakat Jepang yang sangat nasional. Ketika JAL tidak buka rute lagi, mereka enggan menggunakan maskapai lain.
"Kedua, mereka mulai memahami pariwisata harus digarap serius makanya warga lebih [memilih] tamasya ke [tempat] yang dekat-dekat seperti Korsel dan China," jelasnya.