Bisnis.com, DENPASAR – Kebijakan Pemprov Bali menertibkan usaha pariwisata yang meresahkan wisman China mendapat respons positif dari pemerintah negara itu.
Konjen China di Bali Gou Haodong mengaku lega dengan ketegasan pemerintah Bali untuk menertibkan usaha-usaha pariwisata ilegal yang ada di Bali.
“Pengusaha yang telah melakukan tindakan ilegal harus ditertibkan kalau tidak akan merusak pariwisata Bali," jelasnya dikutip dari siaran pers, Jumat (23/11/2018).
Menurut Gou, oknum pengusaha pariwisata ilegal merugikan baik untuk wisatawan China maupun citra Bali sebagai daerah pariwisata.
Dia menegaskan musim low season seperti sekarang ini bisa menjadi momentum bagus untuk melakukan penertiban oknum yang mengambil keuntungan berlebih. Karena pada Tahun Baru dan Imlek nanti berpeluang akan mendapatkan pariwisata berkualitas yang secara otomatis akan memperbaiki kembali citra pariwisata Bali sebagai ‘surga terakhir’.
Konjen Gou juga memberi masukan bagaimana agar paket wisatawan yang dibuat bisa berkualitas. Dia meyakini sesungguhnya wisatawan dari negaranya memiliki kemampuan untuk membeli paket berkualitas, hanya saja ada oknum yang justru menyalahgunakan dengan praktik pariwisata yang ilegal.
Gou berharap penertiban kepariwisataan ini bisa segera dilakukan bukan saja untuk pengusaha Tiongkok namun juga semua praktik pariwisata ilegal lainnya.
"Kami mewakili pemerintah China menyampaikan sikap mendukung peningkatan hubungan antara Indonesia dan China. Apa yang dilakukan pengusaha ilegal bisa merusak hubungan kedua negara,” kata Gou.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan penertiban kepariwisataan merupakan salah satu program prioritasnya saat ini. Dia juga meyakinkan penertiban ini berlaku untuk semua pelaku pariwisata yang beroperasi di Bali.
"Dalam waktu dekat kami akan membuat kebijakan termasuk Perda untuk mengatur kepariwisataan ini,” kata Koster.
Wakil Gubernur Cok Ace dalam kesempatan sama juga mengatakan sudah mengumpulkan data-data permasalahan sebagai dasar dalam melakukan penertiban pariwisata di Bali.
"Pemprov Bali dan komponen pariwisata mencoba menyusun strategi agar masalah ini tidak terus terjadi di Bali,” kata Cok Ace