Bisnis.com, MANGUPURA – AirNav Indonesia Cabang Denpasar optimistis mampu memberikan pelayanan terbaik lantaran telah mengoperasikan tower baru dengan sejumlah peralatan canggih seperti lidar untuk mendeteksi abu vulkanik.
Adapun AirNav Indonesia telah membangun enam tower baru di beberapa bandara besar di Indonesia salah satunya Denpasar. Bandara besar lainnya yang juga memiliki tower baru yakni Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Pontianak, Balikpapan, dan Semarang.
General Manager AirNav Indonesia Cabang Denpasar Rosedi mengatakan tower baru ini menjadikan visibilitas Air Traffic Controller (ATC) lebih bagus. Bahkan, dia menilai tower ini menghadirkan view yang sangat bagus karena selain menjangkau wilayah apron juga pemandangan pantai Jimbaran.
Sebelumnya, tower lama berada di sebelah utara landasan dan telah dibangun sejak 1991. Namun, seiring adanya pembangunan dan perluasan Bandara Ngurah Rai, visibilitas terganggu dan harus memanfaatkan cctv.
Saat ini, tower baru berada di selatan landasan dengan ketinggian 39 meter. Tower bahkan hampir segaris lurus dengan Patung Garuda Wisnu Kencana yang berada di Uluwatu, Jimbaran.
"Tower baru telah digunakan sejak 1 September 2018 karena perluasan bandara," katanya, Kamis (22/11/2018).
Ada beberapa peralatan terbaru yang digunakan untuk memaksimalkan layanan. Peralatan itu yakni AWOS untuk memberikan informasi data cuaca, LIDAR untuk memantau sebaran abu vulkanik sejauh 20 km, hingga wind profiler untuk mendeteksi potensi angin kencang, client radar untuk meningkatkan akurasi informasi cuaca.
"Kita juga telah memiliki airfield lighting (AFL) untuk menyalakan listrik runway dengan touch screen," katanya.
Rosedi mengatakan bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri merupakan bandar udara dengan jumlah pergerakan maskapai terbesar di Indonesia mengalahkan Bandara Soekarno Hatta. Setidaknya ada 32 maskapai internasional dan 9 maskapai domestik yang bergerak dalam sehari di Bandara Ngurah Rai.
Jumlah lalu lintas penerbangan juga rata-rata meningkat 10% setiap tahun. Komposisi penerbangan internasional masih sebesar 46% dan domestik 54%.
"Bali dengan 500-an penerbangan komposisi penerbangan internasional dan domestik hampir sebanding," katanya.