Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Ekspor Manggis Bali ke China Baru 50% dari Target

Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturam dan Perkebunan Bali mencatat volume ekspor manggis ke China telah sebesar 2.556 ton (year to date) atau 50% dari target.
Buah manggis/Pertanian.go.id
Buah manggis/Pertanian.go.id

Bisnis.com, DENPASAR – Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturam dan Perkebunan Bali mencatat volume ekspor manggis ke China telah sebesar 2.556 ton (year to date) atau 50% dari target.
 
Adapun ekspor langsung manggis dari Bali ke China mulai dilakukan 2018. Eskpor mengikuti masa panen manggis yang terjadi pada September sampai April. Ekspor manggis ke China pada tahun ini telah dilakukan pada Januari 2018 sampai April 2018 dan September 2018 sampai nanti Desember 2018.

Volume eskpor baru meningkat pada pertengahan November saat perkebunan manggis memasuki masa panen raya.
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Bali I Wayan Sunarta  mengatakan saat ini ada lima eksportir manggis di Bali yang mengirim produk ke China. Setidaknya, dalam sehari seluruh perusahaan tersebut mampu mengirim 50 ton manggis ke China. Sejak pertengahan November 2018, ekspor meningkat menjadi 60 ton hingga 80 ton per hari.
 
Dia memprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga Desember 2018 yang merupakan masa puncak panen manggis. 
 
“Permintaan Manggis dari China sangat banyak, karena itu walaupun kita banyak ekspor kita harus tetap mengedepankan mutu,” katanya, Selasa (20/11/2018).
 
Kata dia, ekspor manggis Bali sempat berhenti selama 2013 sampai 2017 lantaran produk yang dikirim mengandung kutu putih dan semut. Bali sendiri baru mulai mengekspor manggis secara lngsung ke China pada awal 2018, sehingga, kualitas dan mutu harus tetap dijaga.
 
Apalagi, dengan ekspor manggis ke China, petani menurutnya sangat diuntungkan. Sebab, walaupun telah melakukan ekspor pada 2013 lalu, manggis yang dikirim melalui perantara Thailand. Sehingga, harga manggis di petani pun cukup murah saat itu yakni Rp8.000 per kg. Saat ini, setelah melakukan ekspor langsung ke China, nilai manggis telah menjadi Rp30.000 per kg.
 
“Jadi kita harapkan semua pihak menjaga bisnis ini, kita berharap komitmen bersama dengan menjaga mutu, jangan hanya ingin kirim banyak tetapi tidak mengedepankan kualitas,” katanya.
 
Kata dia, dengan keuntungan ekspor manggis ini, pihaknya pun mendorong adanya perluasan area tanam manggis. Saat ini, luas perkebunan manggis di Bali sebesar 950 hektar dengan mampu memproduksi hingga 5.000 ton lebih per tahun.
 
Sementara, sekitar 6.250 hektare manggis saat ini masih dalam tahap peremajaan dan belum maksimal diproduksi. Artinya, Bali sebenarnya memiliki potensi pertanian manggis hingga 7.200 hektar dan baru termanfaatkan sebanyak 13%. 
 
Pada 2019 nanti, ditarget produksi manggis mampu sebanyak 6.000 ton dengan memaksimalkan lahan pertanian yang ada. 
 
Bali pun belum berniat untuk memperluas pasar ekspor. China masih dinilai sebagai pasar dengan potensi ekspor yang sangat tinggi. Walaupun, Bali pernah mencoba melakukan ekspor ke Arab Saudi namun permintaan dan respon tidak sebagus pasar China.
 
“Dari hasil panen manggis, hanya 10% yang diterima pasar lokal. Kebetulan permintaan ekspor lebih tinggi,” katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper