Bisnis.com, DENPASAR—Sejumlah lembaga perkreditan desa atau LPD berminat mengikutkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan analisis kredit.
Praktisi perbankan I Ketut Supamuda mengatakan pelatihan analisa kredit sangat penting untuk meningkatkan kompetensi sumber daya mannusia di bidang perkreditan.
“Agar SDM perkreditan mampu melakukan proses kredit dengan prinsip kehati-hatian sehingga mencegah munculnya kredit bermasalah di kemudian hari,” katanya, Selasa (20/11/2018).
Menurut Supamuda aplikasi untuk analisa kredit ini dibuat dengan prinsip kemudahan dan user-friendly bagi penggunanya.
Kata dia aplikasi ini hanya alat bantu untuk mempercepat analisis data, yang terpenting adalah bagaimana para SDM bidang kredit mampu mengimplementasikan faktor 5 C’s dalam proses pemberian kredit.
Ia juga mengingatkan agar mengutamakan integritas dan hindarkan diri dari benturan kepentingan dalam menangani proses kredit.
Kata dia puluhan staf bidang kredit LPD Denpasar, LPD Ubung, dan LPD Poh Gading telah mengikuti melakukan pelatihan bersama tentang analisa kredit. Kemudian menyusul Selasa, 20 Nopember 2018 ini LPD Kepaon, LPD Pemogan, dan LPD Pedungan melaksanakan kegiatan serupa.
Gede Sugiartha, Ketua LPD Kepaon mengatakan pelatihan diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta. Selain materi-materi terkait dengan kredit modal kerja, investasi dan konsumtif, peserta juga mendapat aplikasi untuk mempermudah dalam melakukan analisis baik mengenai cash-flow maupun informasi-informasi penting lainnya.
Kata dia selama pelatihan sejumlah peserta merasakan adanya perbedaan mendasar dibandingkan dengan pelatihan-pelatihan analisa kredit sebelumnya yang hanya membahas soal teori.
“Pelatihan ini benar-benar membimbing peserta hingga mampu menyusun laporan analisa atau memorandum analisa kredit untuk diajukan ke komite kredit,” tuturnya.
Berdasarkan data Bisnis saat ini terdapat 1.433 unit LPD yang tersebar di 9 kabupaten dan kota di seluruh Bali. Total aset lembaga keuangan milik desa pakraman atau desa adat ini pada akhir 2017 mencapai Rp18,47 triliun, naik 22,5% jika dibandingkan nilai aset yang dibukukan pada akhir 2016 senilai Rp16,06 triliun.