Bisnis.com, MANGUPURA—Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara asal India ke Bali membuka peluang bagi usaha kuliner untuk menyediakan masakan khas dari negara tersebut.
Direktur PT SIP Artha Bali I Gusti Ayu Ariasminiati mengatakan sejumlah biro perjalanaan wisata telah meminta untuk menyediakan menu khusus bagi wisatawan India.
“Kami memutuskan untuk memulai menyajikan masakan khas India pada akhir tahun ini, senyampang belum banyak restoran yang melakukannya,” katanya, Senin (19/11/2018).
Menurut Ayu kendala utama menyediakan menu khas seperti itu adalah pengadaan bumbu dan rempah yang harus didatangkan dari India, termasuk beras basmati.
Ia menyebut telah memiliki pemasok bahan-bahan tersebut untuk D’Wika Resto, rum,ah makan miliknya yang berlokasi di kawasan kuliner Jl. Dewi Sri, Kuta. Sedangkan untuk ahli masak dilakukan oleh chef lokal yang telah memiliki keahlian memasak menu India.
D’Wika saat ini menyediakan menu Bali dan Eropa yang banyak melayani pelanggan keluarga dan wisatawan bekerja sama dengan biro perjalanan wisata.
Baca Juga
Pada Nove,ber-Desember 2018 resto yang juga melayani keperluan pesta dengan kapasitas 1.000 orang ini memberikan diskon khusus bagi pemegang KTP Bali berkisar 25%-40%.
Ayu optimistis dengan menu baru masakan India akan mendongkrak kunjungan ke restoran yag dikelolanya yang saat ini berkisar 50-100 orang per hari.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat kunjungan wisman ke Pulau Dewata pada September 2018 tercatat mencapai 555.903 kunjungan.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho memerinci wisman yang tercatat paling banyak datang ke Bali pada September 2018 adalah kebangsaan Tiongkok 22,91%, Australia 19,93%, Jepang 4,94%, Inggris 4,90%, Jerman 4,45%, India 4,13%, Perancis 3,78%, Amerika Serikat 3,46%,Malaysia 3,28%, dan New Zealand 2,39%.
Secara kumulatif, pada Januari-September 2018, wisman yang datang langsung ke Bali tercatat mencapai 4.647.040 orang. Jumlah ini lebih tinggi 2% dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat mencapai 4.608.980 orang.
Negara yang mengalami peningkatan jumlah wisman terbesar pada periode tersebut berasal dari India, mencapai 33,42%.