Bisnis.com, DENPASAR – Ekspor Bali mengalami peningkatan 7,92% atau senilai US$ 47.585.032 pada September 2018 dibanding periode sebelumnya lantaran produk mutiara yang dikirim ke Australia hingga pengiriman manggis ke luar negeri tanpa negara perantara.
Adapun pada September 2018, dilakukan ekspor buah manggis dengan sistem tanpa melalui negara perantara, sehingga membuka peluang ekspor komoditas tersebut lebih besar lagi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat capaian ekspor Bali selama September 2018 mengalami peningkatan sebesar 5,84% dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 44.958.201.
Adapun sebagian besar ekspor pada September 2018 ditujukan ke Amerika Serikat sebesar 26,42%, Australia sebesar 9,42%, Singapura 8,59%, Tiongkok 7,64%, dan Jepang sebesar 6,22%. Lima komoditas utama yang diekspor selama September 2018 yaitu produk ikan dan udang sebesar 29,75%, produk perhiasan 14,92%, produk pakaian jadi bukan rajutan 9,97%, produk kayu, barang dari kayu 9,03%, dan produk perabot, penerangan rumah 6,57%.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengatakan peningkatan nilai ekspor September 2018 dari periode sebelumnya dominan dipengaruhi oleh meningkatnya nilai ekspor tujuan Australia sebesar US$ 746.230 atau naik sebesar 19,97%.
“Naiknya ekspor ke Australia didominasi oleh komoditas perhiasan permata terutama mutiara) yang tercatat hingga ratusan persen,” katanya, Kamis (1/11/2018).
Baca Juga
Selain tujuan Australia, ekspor tujuan Amerika Serikat juga mengalami peningkatan sebesar 6,27% atau sebesar US$741.496. Komoditas utama yang mempengaruhi peningkatan ekspor ke Amerika Serikat tersebut antara lain produk ikan dan udang mencapai 30,28%.
Ekspor tujuan Tiongkok naik sebesar 25,48% yang didominasi oleh produk ikan dan udang. Sedangkan ekspor tujuan Singapura mengalami peningkatan sebesar 18,90% yang didominasi oleh produk perhiasan dan permata.
“Jika dilihat menurut jenis komoditasnya, peningkatan nilai ekspor pada September 2018 dibanding periode sebelumnya dominan dipengaruhi oleh naiknya nilai ekspor produk ikan dan udang sebesar US$ 2.458.116,” katanya.