Bisnis.com, DENPASAR — Reklamasi seluas 35,7 hektare (ha) di sisi barat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali yang akan diperuntukkan sebagai perluasan apron membutuhkan sebanyak 2,6 juta meter kubik pasir laut.
GM Proyek Apron Ngurah Rai Pande Ketut Gede K. menuturkan kebutuhan pasir tersebut dipenuhi dari daerah Pantai Sawangan di bagian selatan Bali. Dari total luasan tersebut, sebesar 8 ha kini sudah rampung reklamasinya dan dapat digunakan untuk parkir pesawat saat perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018.
“Sudah selesai [untuk 8 ha] sekarang tinggal pasang pagar dan rumput. Mungkin dua hari lagi sudah selesai,” paparnya saat ditemui di lokasi pengerjaan, Selasa (18/9/2018).
Jika sudah rampung, perluasan apron 8 ha ini akan mampu menampung 6 pesawat tipe narrow body dan 3 pesawat tipe wide body.
Selain membutuhkan pasir laut, pembangunan yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk. ini juga membutuhkan 8 juta meter kubik limestone (batu kapur) untuk pemadatan.
Menurut Pande, membangun apron seluas 8 ha dengan cara reklamasi idealnya butuh waktu hingga 2,5 tahun. Namun, pengerjaan di Bandara Ngurah Rai dapat diselesaikan kurang dari delapan bulan.
Kondisi itu terjadi karena tenaga kerja dan peralatan yang digunakan ditambah menjadi tiga kali lipat. Sebanyak 600 orang pekerja dikerahkan bekerja 24 jam, ditambah dengan 300 unit truk, 20 unit ekskavator, dan 12 unit crane yang diperbantukan setiap hari demi mengejar target.
Dia mengklaim tidak ada kendala berarti dalam pengerjaan lahan reklamasi di sisi barat bandara internasional ini.
“Kendala teknis hanya masalah gelombang. Selebihnya tidak ada karena kami kerahkan triple untuk pekerjanya,” jelas Pande.
Adapun PT PP sudah memiliki pengalaman melakukan pengerjaan reklamasi. Sebelum Bandara Ngurah Rai, perseroan sudah pernah membangun Terminal Kalibaru di Jakarta.