Bisnis.com, JAKARTA - Gempa 7 Skala Richter yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) malam dimanfaatkan pihak-pihak yang belum diketahui untuk menyebarkan kabar bohong.
Dikabarkan bahwa akan terjadi gempa yang lebih besar lagi dibandingkan gempa yang terjadi Minggu malam.
Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta masyarakat tidak terpedaya dan mempercayai kabar bohong tersebut.
Dalam surat pemberitahuannya, Kepala Stasiun BMKG Mataram Agus Riyanto menyampaikan adanya informasi palsu atau hoax soal akan terjadinya gempa bumi susulan yang lebih besar setelah gempa bumi utama hari Minggu, 5 Agustus 2018 dan isu tsunami di Pulau Lombok dan Sumbawa Provinsi NTB.
Terkait isu tersebut, dalam keterangan resminya, diterima Senin (6/8/2018) Agus menyatakan:
- Berita tersebut tidak benar dan BMKG TIDAK PERNAH menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut;
- Indonesia (Provinsi NTB) merupakan wilayah yang aktif gempabumi dan memiliki potensi gempabumi yang dapat terjadi kapan saja dan dalam berbagai kekuatan. Sampai saat ini belum ada negara dengan alat teknologi apapun di dunia yang mampu memprediksi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa besar kekuaran gempabumi yang akan terjadi;
- Sehubungan dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama;
- BMKG merupakan satu-satunya instansi resmi pemerintah yang mengeluarkan informasi kejadian gempabumi maupun tsunami.
Agus juga mengimbau masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) agar tidak terpengaruh oleh informasi palsu tersebut dan tetap tenang serta selalu mengikuti informasi terkini terkait kejadian gempabumi dan tsunami melalui web resmi BMG www.bmkg.go.id atau langsung menghubungi kantor BMKG Geofisika Mataram (WA. 081338099295).