Bisnis.com, DENPASAR – Kunjungan wisata ke Kepulauan Nusa Penida kembali normal dengan okupansi hotel 85% sejak pemanfaatan tur helikopter dan kapal-kapal penyebrangan mulai beroperasi lagi.
Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Klungkung Ketut Gunawan mengatakan sejak adanya penundaan penyeberangan, dari Bali menuju Kepulauan Nusa Penida maupun sebaliknya, terjadi penurunan okupansi hotel sebanyak 50%. Namun, saat ini okupansi hotel di Kepulauan Nusa Penida sudah mencapai 85% atau normal kembali.
Penundaan penyeberangan mulai terjadi pada 19 Juli 2018. Namun, terhitung 21 Juli 2018, kapal-kapal penyebrangan telah beroperasi kembali. Sebelumnya, kapal-kapal tersebut tidak beroperasi karena salah mengartikan imbaun dari departemen perhubungan mengenai penundaan penyeberangan akibat gelombang tinggi.
Kapal-kapal tersebut memilih tidak berlayar, padahal imbauan yang dikeluarkan adalah mengenai penundaan penyeberangan jika gelombang masih tinggi saja.
Sementara, tur helikopter juga ikut membantu dalam mengevakuasi wisatawan yang ingin berpindah dari Nusa Lembongan ke Bali. Bahkan, layanan helikopter ini juga mampu membawa wisatawan berlibur di Kepulauan Nusa Penida walaupun sedang dihadapi gelombang tinggi.
“Ada kesalahpahaman penundaan, harusnya kalau situasi bagus kita bisa menyebrang, kan gelombang tinggi cuma ada sewaktu-waktu saja dan hanya di bibir pantai,” katanya kepada Bisnis, Senin (30/7/2018).
Baca Juga
Kata dia, walaupun sudah mulai beroperasi, penyebrangan tidak dilakukan seperti biasa. Jika biasanya penyebrangan dilakukan setiap 1 jam sekali, saat ini jadwalnya masih belum tentu dan menunggu kondisi gelombang. Jika memungkinkan, penyeberangan akan dilakukan.
“Jadi tidak setiap 1 jam menyebrang, ada buka tutup, kalau situasi bagus kita menyeberang,” katanya.