Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Usaha Rumput Laut di Nusa Penida Menjanjikan, Tapi Tergeser Pariwisata

Bank Indonesia mendorong pengembangan pertanian rumput laut di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, karena potensi ekonomi yang besar.
Petani rumput laut./ANTARA-Yusran Uccang
Petani rumput laut./ANTARA-Yusran Uccang

Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia mendorong pengembangan pertanian rumput laut di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, karena potensi ekonomi yang besar di daerah tersebut di tengah pergeseran mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar bergelut di sektor pariwisata.

"Itu tantangan besar, perlu kerja keras menarik masyarakat menekuni pertanian rumput laut," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Rabu (18/7/2018).

Bank sentral itu memiliki sekitar 25 orang petani dan 20 kelompok wanita tani rumput laut binaan di Desa Suana, Nusa Penida agar potensi asli daerah tersebut dapat digarap lebih maksimal.

Potensi lahan yang dikelola para petani itu mencapai rata-rata sekitar 10 hektare tetapi mereka baru dapat mengelola 5-8 petak lahan dengan luas per petak mencapai sekitar 25 are.

Untuk sekali panen, para petani mampu menghasilkan sekitar 500 kilogram rumput laut basah dengan varietas unggulan jenis kotoni yang berbentuk menyerupai brokoli.

Rumput laut kotoni atau masyarakat setempat menyebut "sakul" merupakan komoditas yang paling diminati pasar ekspor karena dinilai lebih besar sehingga harganya yang lebih menjanjikan.

Pembinaan kepada para petani juga terus digaungkan terutama terkait perlakuan setelah panen seperti proses penjemuran yang harus dilakukan dengan cara digantung bukan diletakkan di jalanan.

Causa mengatakan pihaknya harus optimis dapat mengembangkan pertanian tersebut namun diperlukan upaya bersama mengingat adanya pergeseran usaha yang kini lebih banyak bergerak di sektor pariwisata.

Pria yang akrab disapa CIK itu mengharapkan adanya regulasi yang mengatur terkait zonasi antara kawasan pertanian rumput laut dan pariwisata bahari sehingga keduanya tidak saling berbenturan.

Sektor pariwisata di daerah setempat yang semakin berkembang turut mempengaruhi pertanian rumput laut selain kendala yang dihadapi saat ini terutama terkait penyediaan benih dan cuaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper