Bisnis.com, DENPASAR—Kabupaten Badung akan membangun balai benih ikan atau BBI senilai sekitar Rp30 miliar untuk menggenjot pasokan ikan budi daya.
Putu Oka Swadiana , Kadis Perikanan Kabupaten Badung, menyatakan pembangunan BBI dianggap penting karena peluang produksi benih ikan di Badung sangat tinggi. Rata-rata Badung menghasilkan total 3.426.775 benih ikan.
Jumlah tersebut, sebanyak 1.350.000 berasal dari BBI, sedangkan 2.076.775 sisanya dari unit pembenihan rakyat (UPR). Adapun jenis ikan yang mendominasi, di antaranya Nila, Karper, Lele, dan Koi.
“Walau begitu jumlah tersebut belum cukup jika dibandingkan potensi perikanan yang ada,” ujarnya dikutip dari siaran pers Senin (29/5/2018).
Guna memuluskan recana ini, Dinas Perikanan akan memulainya dengan melakukan penyusunan detail engineering design (DED) pada APBD Perubahan 2018. Pembangunan fisik diperkirakan mulai dilakukan pada 2019 mendatang.
Swandiana mengungkapka hampir setiap kecamatan di Badung berpotensi mengembangkan budidaya ikan, seperti di Kecamatan Abiansemal, Mengwi, dan Petang. Terlebih dengan sistem bioflok tidak membutuhkan lahan yang luas. Oleh karena itu, ke depan dibutuhkan bibit ikan dalam jumlah besar sebagai daya dukungnya.
Rencananya, BBI tersebut akan dibangun di Desa Baha, Kecamatan Mengwi. Namun, kini pihaknya masih menyelesaikan status sebagian lahan milik Pemprov Bali itu.
“Kami yakin dengan nanti beroperasinya BBI, diharapkan kebutuhan benih ikan air tawar di Badung dapat terpenuhi,” tegas Swadiana yang juga selaku Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Badung.
Kepala UPT BBI Kapal I Nengah Nuija mengatakan ada dua BBI di Badung yakni di Kapal dan Petang. Namun, pihaknya belum bisa memenuhi target dikarenakan saat ini BBI di Petang sedang dalam proses perbaikan selama empat bulan.
“Baru tercapai target 1.135.000 dari target 1.300.000, atau sekitar 87,31%,” kata Nuija.