Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SLOT PENERBANGAN, 50 Permohonan Terbang Langsung ke Bali Ditolak

Sebanyak 50 provinsi dari seluruh dunia menyatakan minatnya membuka penerbangan langsung atau direct flight ke daerah ini, tetapi terpaksa ditolak pemerintah disebabkan terbatasnya slot penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Pesawat udara mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali./JIBI-Abdullah Azzam
Pesawat udara mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, DENPASAR—Sebanyak 50 provinsi dari seluruh dunia menyatakan minatnya membuka penerbangan langsung atau direct flight ke daerah ini, tetapi terpaksa ditolak pemerintah disebabkan terbatasnya slot penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan informasi tersebut dia peroleh langsung dari Presiden Jokowi dan sampai harus bolak balik menolak keinginan tersebut.

Menurutnya, ketertarikan itu merupakan hal yang dapat dimaklumi dikarenakan nama besar Pulau Dewata dan menjadi daya tarik bagi daerah lain.

“China itu semua provinsinya punya bandara dan semua ingin buka ke sini, India, Jepang, Korsel semua ingin apalagi Australia. Presiden bilang saya, bagaimana itu. Beliau terpaksa nolak juga, karena kan biasa ada yang bilang langsung ke presiden. Ke saya ada juga bolak-balik,” jelasnya, Kamis (26/4/2018).

Problemnya adalah kapasitas Ngurah Rai kecil makanya mendesak dibuatkan apron lebih besar supaya pesawat bisa parkir. Menurutnya, kondisi sekarang ini jika ada pesawat parkir maka pergerakan pesawat naik dan turun tidak bisa lancar sehingga perlu diperluas.

Lebih lanjut dijelaskan akibat terbatasnya kapasitas bandara, pesawat harus berputar-putar di udara sebelum mendarat di Ngurah Rai. Kejadian seperti itu praktis membuat biaya bahan bakar pesawat menjadi lebih banyak dan membuat maskapai berpikir jika akan ke Bali.

Pastika menegaskan sebenarnya bukan hanya apron yang terbatas, tetapi landasan pacu juga bermasalah karena terbas.

Dengan kondisi seperti sekarang maka tidak ada pilihan lain bagi Bali untuk membangun bandara alternatif. Pasalnya apabila tetap seperti sekarang maka jumlah turis yang datang tidak akan bertambah banyak. Dicontohkan, jumlah orang kaya di China sangat banyak dan dari sekitar 500 juta orang kaya di negara itu, Indonesia baru kebagian sangat sedikit

“Semua orang mau ke Bali. Jadi kalau dari Cina baru dapat 1 juta itu baru berapa persen dari 500 juta. Kalau dari situ dikasih satu persen saja sudah 50 juta China. Sekarang saja China ke Indonesia 2 juta dan 1,2 juta yang ke Bali. Baru dari China belum India lagi,” paparnya.

Ketertarikan kota lain ke Bali diyakini karena nama besar Bali. Selama sembilan tahun, Bali meraih predikat best destination island serta aiport beberapa kali mendapatkan predikat yang terbarik. Ditambah lagi ketersediaan sebanyak 50.000 kamar hotel bintang lima. Pastika mengungkapkan sebanyak 17.000 orang asing setiap hari masuk ke Bali belum termasuk domestik.

“Itulah peluang besar Bali, tergantung masyarakat sekarang. Banyak orang berpikir cukup dengan jumlah wisman. Selama ini akhirnya lewat Singapura atau Jakarta, Bangkok baru ke sini. Tiap saya temu para dubes tamu saya semua minta buka rute langsung, saya bilang slot penuh,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler