Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sirkular Plastik, Seberapa Besar Nilai Rupiahnya?

Pengolahan limbah plastik bahan baku nol rupiah karena berasal dari barang yang dibuang. Ini seperti tambang yang tak terbatas.
Kerajinan kursi hasil pengolahan limbah plastik oleh Rumah Plastik tampak ditumpuk di rak, Selasa (4/5/2025)./Bisnis
Kerajinan kursi hasil pengolahan limbah plastik oleh Rumah Plastik tampak ditumpuk di rak, Selasa (4/5/2025)./Bisnis

Bisnis.com, SINGARAJA - Pengolahan limbah plastik menjadi produk turunan ternyata bisa meningkatkan nilai tambah berkali-kali lipat. 

Pemilik usaha Rumah Plastik di Buleleng, Putu Eka Darmawan, menjelaskan pengolahan limbah plastik bahan baku nol rupiah karena berasal dari barang yang dibuang. Ini seperti tambang yang tak terbatas.

"Biaya timbul baru pada prosesnya, pengumpulan, pengolahan. Nilai tambahnya bergantung ada proses ini," jelasnya saat ditemui Bisnis di tempat usahanya di Buleleng, Selasa (4/6/2025).

Dia menggambarkan biaya pertama dari pengumpul biasanya ditentukan sekian rupiah per kilogram. Selanjutnya ragam plastik yang terkumpul disortir berdasarkan jenis dan warna plastik.

Plastik yang sudah digolongkan-golongkan kemudian dicacah, dicuci, dipilah ulang berdasar kualitas, disaring, dan dikemas. Sampai titik ini dinilai tambah dari total biaya sudah bisa mencapai 10%.

"Bila biji plastik itu diolah jadi produk turunan, nilai tambahnya bisa ratusan-ribuan persen. Dari limbah jadi furnitur nilainya kan naik signifikan," tuturnya.

Sebagai gambaran, Rumah Plastik merupakan usaha daur ulang limbah plastik yang didirikan 2016. Semula usaha ini menjual biji plastik hingga pernah memenuhi permintaan ekspor. Perkembangan lebih lanjut, usaha perorangan ini memproduksi beragam kerajinan dari limbah plastik, ada furnitur, panel dinding, kerajinan, campuran aspal, dsb.

"Plastik bisa jadi macam-macam. Kalau cita-cita bisa bikin rumah dari panel plastik," tambahnya.

Meski dikelola berdasar prinsip bisnis, Rumah Plastik juga bergerak di bidang sosial. Tenaga pemilah melibatkan lansia yang sudah tidak produktif. Pekerja di bengkel (workshop) melibatkan pemuda putus sekolah.

Pola usaha Rumah Plastik ini juga sudah diduplikasi satu lembaga pemerintah di Jawa Timur dan perguruan tinggi di NTT. "Kami sekarang merintis juga sekolah rumah plastik, jadi mereka bisa belajar hulu sampai hilir, sehingga cara kami bisa diduplikasi," jelasnya.

Adapun setelah berjalan sembilan tahun, usaha yang dirintis dengan modal Rp25 juta tersebut kini sudah beromzet miliaran rupiah. "Tapi totalnya belum sampai PTKP sebagai perusahaan," ujar Putu Eka sembari tertawa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper