Bisnis.com, DENPASAR - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali memproyeksikan konsumsi listrik di Bali selama Hari Raya Nyepi bakal turun 20-27% dikarenakan adanya pembatasan penggunaan lampu terutama di area terbuka.
Senior Manager Distribusi PLN UID Bali, Putu Eka Astawa menjelaskan konsumsi listrik saat Hari Raya Nyepi diperkirakan hanya 883 MW, turun dari rata-rata beban puncak saat kondisi normal sebesar 1.000-1.189 MW. Penurunan konsumsi terjadi di semua sektor baik pelanggan perkantoran, industri hingga rumah tangga.
"Yang paling dominan berkurang konsumsi listriknya saat Nyepi perkantoran, kemudian rumah tangga dan industri. Konsumsi listrik rumah tangga berkurang 15-20%, faktor mudik juga mendorong turunnya pemakaian listrik," jelas Eka kepada media, Selasa (18/3/2025).
Walaupun ada pembatasan penerangan lampu, PLN tidak melakukan pemadaman total di Bali, pembangkit tetap beroperasi, terutama mensuplai kawasan vital seperti Rumah Sakit, dan lainnya. Eka juga menyebut belum ada permintaan pemadaman total dari Desa Adat di Bali, termasuk Pulau Nusa Penida yang tahun lalu melakukan pemadaman total di malam hari.
PLN juga telah menyiapkan 1058 personel untuk yang tersebar di 90 posko di seluruh Bali. Para petugas siaga akan piket selama periode Nyepi dan Lebaran untuk mengantisipasi gangguan listrik.
Konsumsi listrik PLN diproyeksikan kembali naik saat lebaran dengan beban 998 MW atau masih dibawah beban puncak saat kondisi normal yang rata-rata diatas 1.000 MW.
Baca Juga
Eka menjelaskan banyaknya masyarakat urban yang mudik dari Bali ke kampung halamannya menjadi penyebab turunnya konsumsi listrik saat Lebaran. Selain itu perkantoran juga sebagain tidak beroperasi karena libur panjang.
Selain itu, PLN juga menyiapkan 135 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di seluruh Bali untuk. Jarak antar SPKLU hanya 4 km, sehingga pemudik tidak perlu khawatir membawa kendaraan listrik karena stasiun pengisian baterai sudah merata.