Bisnis.com, DENPASAR - Realisasi pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di Bali pada Desember 2024 sejumlah Rp12,08 triliun atau tumbuh 12,42% (YoY), lebih rendah dibandingkan posisi Desember 2023 yang tumbuh sebesar 20,37% (YoY).
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali posisi Desember 2024 masih tumbuh double digit, walaupun dengan laju yang melandai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan kepada perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor dengan market share 29,49%, serta pembiayaan kepada aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya dengan market share 13,56%," jelas Puji dari keterangan resminya, Senin (17/2/2025).
Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan terkendali. Tingkat Non Performing Financing (NPF) posisi November 2024 sebesar 0,93%, membaik dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar 1,15%.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui modal ventura di Provinsi Bali sebesar Rp90,95 miliar dengan pertumbuhan sebesar 9,49% (YoY), meningkat dibandingkan Desember 2023 terkontraksi 1,35% (YoY).
Tingkat Non Performing Financing (NPF) modal ventura posisi Desember 2024 relatif rendah dan terkendali yaitu sebesar 1,22%, membaik dibandingkan Desember 2023 yang sebesar 1,50%.
Baca Juga
Dalam rangka mendukung kelancaran kredit/pembiayaan dari Industri Jasa Keuangan kepada Masyarakat, OJK memberikan pelayanan penarikan data Informasi Debitur (Ideb) Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Selama tahun 2024 hingga bulan Desember, Kantor OJK Provinsi Bali telah melakukan pelayanan penarikan data Ideb SLIK baik secara online maupun walk in sebanyak 9.630 orang, meningkat 135,39 persen dibandingkan posisi yang sama di 2024.