Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Turun, Produk Handycraft Bali Butuh Inovasi Baru

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bali menyebut ekspor kerajinan tangan dari Bali menurun sejak 2022.
Kerajinan kaca tiup di St. Factory Blowing Glass, Ubud, Gianyar./Bisnis-Ni Luh Anggela
Kerajinan kaca tiup di St. Factory Blowing Glass, Ubud, Gianyar./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, DENPASAR - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bali menyebut ekspor kerajinan tangan dari Bali menurun sejak 2022. 

Ketua HIPMI Provinsi Bali, Ajus Linggih menjelaskan penyebab turunnya ekspor kerajinan tangan atau handycraft dari Bali karena kejenuhan konsumen terhadap desain kerajinan tangan yang sejak lama tidak berubah.

"Mungkin karena kejenuhan terhadap desain-desain yang diperbaharui dari puluhan tahun yang lalu ya, sehingga pasar-pasarnya itu mengecil di tahun-tahun belakangan ini," jelas Ajus kepada media, Rabu (15/1/2024). 

Menurutnya perlu ada solusi dari Kementerian Perdagangan untuk mencarikan solusi bagaimana memberikan pembinaan kepada perajin di Bali agar bisa mengeksplore desain-desain baru sehingga menjadi pemantik bangkitnya kembali kerajinan tangan yang diminati pasar ekspor. 

Jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kerajinan tangan, seperti barang anyaman memang mengalami penurunan 10,88% (YoY) per Oktober 2024, dimana nilai ekspor pada Oktober 2024 US$1,09, lebih rendah dari Oktober 2023 yang nilai ekspornya US$1,2 juta.

Ajus juga mengusulkan pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kerajinan tangan atau Luxury Craftsmanship, yang bisa mengundang produk ternama global seperti Louis Vuitton, Guci untuk berproduksi di Bali. Keberadaan brand-brand ternama tersebut akan menularkan ilmu baru kepada para perajin di Bali.

"Jadi dengan datangnya brand-brand tersebut ke Bali, berproduksi di Bali akan terjadi transfer of knowledge, bagaimana kemampuan mendesain, memasarkan akan tertular ke masyarakat Bali, sehingga nanti akan tumbuh luxury brand, luxury produk yang datang ke Bali," ujar Ajus. 

Kementerian Perdagangan juga diminta untuk memfasilitasi showcase atau pameran produk UMKM Bali melalui Atase Perdagangan Indonesia yang ada di luar negeri, agar produk Bali semakin dikenal di luar negeri. 

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Wati menjelaskan akan menindaklanjuti masalah menurunnya minat pasar global terhadap produk kerajinan tangan Bali. Untuk meningkatkan inovasi para perajin, Wamendag mendorong para perajin mengikuti pelatihan di Indonesia Design Development Center (IDDC) sebuah platform yang dikelola oleh Kemendag. 

"Kami juga mendorong UMKM di Bali masuk dalam ekosistem INA ekspor, melalui platform INA Ekspor UMKM yang mau ekspor bisa mengetahui negara mana yang kira-kira berpotensi menerima produknya, kemudian seperti apa regulasi di negara tujuan ekspor. Kami juga berusaha menyediakan business matching dengan buyer," ujar Roro.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper