Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Antisipasi Lonjakan DBD pada Desember

Bali mengalami kasus demam berdarah tertinggi, bahkan melampaui tahun sebelumnya, yaitu 3.339 kasus pada Mei 2024.
Nyamuk wolbachia./thesicentist
Nyamuk wolbachia./thesicentist

Bisnis.com, DENPASAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali mengantisipasi lonjakan kasus demam berdarah dan kembali membludak pada bulan Desember saat memasuki puncak musim hujan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Bali I Nyoman Sudiyasa di Denpasar, Jumat (29/11/2024), mengatakan potensi ini ada, karena cuaca belakangan mirip dengan Mei lalu.

Ia menyebut pada Mei 2024, Bali mengalami kasus demam berdarah tertinggi, bahkan melampaui tahun sebelumnya, yaitu 3.339 kasus, dimana kondisi hujan yang turun tidak teratur menjadi salah satu penyebabnya.

Kondisi cuaca tersebut dilihat sama dengan mulainya musim hujan November ini, sehingga antisipasi diperlukan untuk mencegah hal yang sama terjadi.

“Hujan yang turun dan berhenti itu berpeluang nyamuk berkembang biak, kalau hujan terus menerus pasti kasusnya tidak banyak, karena jentiknya bisa hanyut dan mati, kalau selang seling itu bahaya, musim hujan ini kita antisipasi supaya Desember tidak naik, saat ini hampir mirip, makanya kami wanti-wanti,” kata Sudiyasa.

Adapun upaya yang bisa dilakukan dengan mengerahkan jajaran Dinas Kesehatan dan petugas kesehatan di kabupaten/kota untuk penyuluhan dan mengajak masyarakat aktif membersihkan lingkungan masing-masing.

“Sekarang ada telur nyamuk di tempat hujan, saat kering sehari bisa menetas, kalau tahun lalu banyak gerakan masyarakat bersih-bersih untuk pengentasan vektor di tempat genangan air, sekarang jarang, pemerintah desa dan lingkungan harus kembali membudayakan gerakan ini,” ujarnya.

Ia mengingatkan kasus demam berdarah tahun ini hingga November lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, namun trennya mulai menurun beberapa bulan terakhir, sehingga kondisi ini harus dijaga.

Dinkes Bali mencatat pada bulan Januari 2024, kasus demam berdarah sebanyak 709 kasus, Februari 908 kasus dengan satu meninggal dunia, Maret 1.659 kasus dengan tiga meninggal dunia, April 2.623 kasus dengan lima meninggal dunia, Mei puncaknya 3.339 kasus dengan enam meninggal dunia.

Kasus akibat gigitan nyamuk aedes aegypti menurun pada Juni 2.177 kasus dengan dua kematian, Juli 1.243 kasus dengan satu kematian, Agustus 733 kasus, September 522 kasus, Oktober 463 kasus, dan November 213 kasus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler