Bisnis.com, DENPASAR — Ekonomi Bali tumbuh 5,43% (YoY) pada kuartal III/2024 yang didorong oleh peningkatan transaksi keuangan hingga lonjakan kunjungan wisatawan.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan menjelaskan meningkatnya kunjungan wisman berkontribusi signifikan pada penciptaan nilai tambah beberapa lapangan usaha seperti jasa keuangan, pengadaan listrik, akomodasi dan makan minum (akmamin), serta industri pengolahan.
Pencapaian ini mencerminkan ekspansi ekonomi Bali yang konsisten dan semakin kuat pada kuartal III/2024. Terlihat dari lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 16,11% (YoY). Statistik Keuangan dari OJK menunjukkan adanya peningkatan nilai kredit yang disalurkan, baik oleh Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laporan Bank Indonesia juga mencatat peningkatan output bank umum, yang tercermin dari kenaikan nilai FISIM pada kisaran 15%. Secara keseluruhan, fenomena ini mendukung pertumbuhan nilai tambah yang tercipta pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi. Lapangan usaha pengadaan listrik dan gas tumbuh tinggi sebesar 15,23% (YoY) pada kuartal III/2024.
Data dari PT PLN UID Bali mencatat peningkatan total penjualan listrik pada kisaran 15% selama periode tersebut, dengan kenaikan konsumsi di semua segmen konsumen. Segmen layanan khusus mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 27%.
Sementara itu segmen bisnis dan industri sebagai penunjang pariwisata Bali masing-masing tumbuh di kisaran 15% dan 16% (YoY). Pertumbuhan ini selaras dengan tren positif pada aktivitas pariwisata Bali sepanjang kuartal III/2024.
Baca Juga
"Peningkatan nilai tambah pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 12,25% (YoY) didorong oleh lonjakan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara naik 16,82%, sedangkan wisatawan nusantara meningkat pada kisaran 11% (YoY). Indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang dan Non-Bintang meningkat rata-rata sebesar 7,26% dan 11,18%," jelas Agus, Selasa (5/11/2024).
Sementara itu, nilai tambah yang tercipta dari seluruh aktivitas ekonomi di Bali yang diukur dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp42,40 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2024 sebesar Rp42,24 triliun. Peningkatan tersebut menyebabkan ekonomi Bali pada triwulan III-2024 tumbuh sebesar 0,39% dibandingkan dengan kuartal II/2024 (QtoQ).
Momentum perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, tingginya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta meningkatnya realisasi proyek konstruksi diduga mampu mendorong perekonomian Bali pada periode Juli-September 2024.
"Momentum tersebut menjadi katalis dalam menciptakan nilai tambah pada beberapa lapangan usaha seperti penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi, konstruksi, penggalian, serta perdagangan. Secara keseluruhan, fenomena ini berkontribusi pada perekonomian Bali yang tercatat tumbuh pada kuartal III/2024," ujar Agus.