Bisnis.com, DENPASAR – Paslon usungan PDI Perjuangan (PDIP) di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, I Wayan Koster–Nyoman Giri Prasta secara resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali pada Kamis (29/8/2024).
Bersama ribuan pendukungnya, Koster – Giri datang ke KPU dengan berjalan kantor DPD PDI Perjuangan Bali, pasangan ini juga diiringi oleh parade budaya khas Bali. Koster merupakan kandidat pertama yang mendaftar ke KPUD Bali, selain bersama pendukungnya, pasangan ini juga didampingi oleh partai pengusung seperti Perindo, Hanura, dan Gelora, PKB, Partai Ummat, PBB.
Usai melakukan proses pendaftaran, Koster menjelaskan kedatangannya ke KPU untuk mendaftar sebagai calon Gubernur bersama Giri Prasta yang diplot sebagai wakil. Dia menyebut sudah menyerahkan berkas yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU, dan siap melakukan perbaikan jika terdapat kekurangan.
Politisi asal Buleleng ini menyebut alasan dirinya kembali maju merebut kursi Bali satu untuk melanjutkan semua program yang telah dia rintis di periode pertama.
“Kami kembali maju untuk meneruskan apa yang sudah kami bangun, dan tentunya akan melanjutkan pembangunan budaya, alam Bali yang adiluhung,” jelas Koster kepada media, Kamis (29/8/2024)
Koster merupakan calon petahana yang menjabat Gubernur Bali periode 2018 – 2023, sedangkan Giri Prasta merupakan Bupati Badung dua periode, keduanya merupakan tokoh paling populer dan dijagokan di internal PDI Perjuangan. Sebelum rekomendasi keluar, keduanya bersaing mendapat tiket Calon Gubernur dari PDIP, akan tetapi Mega memutuskan untuk menduetkan keduanya, dan tidak mengambil calon Wakil Gubernur dari partai lain atau tokoh luar partai.
Baca Juga
Padahal, Koster sebelumnya juga mengusulkan Wakil Gubernur petahana, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace untuk kembali mendampinginya. Akan tetapi Mega lebih memilih paket internal.
Kendati PDIP mendominasi di DPRD Bali hasil Pemilu 2024, Pilkada 2024 sepertinya tidak akan mudah bagi Koster, karena partai Gerindra mengusung Made Muliawan atau De Gadjah yang merupakan Ketua DPD Gerindra Provinsi Bali. De Gadjah didukung oleh partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) seperti Golkar, Nasdem, Demokrat, PSI.
Jika melihat perolehan suara PDI Perjuangan di Bali yang sangat dominan, seharusnya Koster dan Giri bisa menang, apalagi sebelumnya Koster optimis bisa meraup 70% suara.
Elektabilitas keduanya juga paling tinggi jika dibandingkan kandidat lainnya. Akan tetapi Pemilu di Bali tidak bisa merujuk ke kursi legislatif saja, pada Pilpres 2024 terjadi anomali, dimana kandidat PDI Perjuangan Ganjar–Mahfud kalah telak di Bali dari pasangan Prabowo – Gibran, hal tersebut tidak berbanding lurus dengan perolehan suara PDI Perjuangan yang menguasai DPR RI dan DPRD Bali. Anomali ini tidak menutup kemungkinan akan terulang di Pilgub 2024.
Koster - Giri juga akan berhadapan dengan mantan kader PDI Perjuangan, yakni Putu Agus Suradnyana yang menjadi wakil De Gadjah dan keluar dari PDI Perjuangan baru - baru ini. Agus merupakan mantan Bupati Buleleng dua periode dan juga pernah menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng.