Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Pengendalian Rabies Semakin Berat

Tantangan pengendalian rabies pada tahun-tahun mendatang akan semakin berat karena ketersediaan vaksin dan biaya operasional.
Kampanye pengendalian rabies./Kemenkes
Kampanye pengendalian rabies./Kemenkes

Bisnis.com, DENPASAR - Sekretaris Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Penyakit Infeksi Baru (PIB) Bali I Made Rentin mengatakan tantangan pengendalian rabies ke depan akan semakin berat.

“Tantangan pengendalian rabies pada tahun-tahun mendatang akan semakin berat karena ketersediaan vaksin dan biaya operasional pengendalian di hulu makin besar," kata dia dalam rapat evaluasi di Denpasar, Rabu (28/8/2024).

Untuk itu Pemprov Bali perlu melakukan inventaris alokasi dana penanganan dan pengendalian untuk 2025.

Selain itu, perlu advokasi kepada pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan peran serta dalam pengendalian rabies.

Menurut Rentin, selain masalah pendanaan masih adanya kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan yang belum memahami bahaya rabies juga menjadi tantangan.

“Sebaran kasus rabies pada hewan juga semakin merata, kasus gigitan hewan penular rabies di objek wisata juga sering ditemui salah satunya adalah kera,” ujarnya.

Saat ini tim koordinasi sudah melakukan beberapa upaya seperti pengawasan dan evaluasi pencatatan dan pelaporan kasus rabies, pemantauan ke destinasi wisata terkait manajemen dan tata laksana kasus gigitan, serta kaji banding ke wilayah dengan implementasi praktik baik.

Pemprov Bali juga sudah memberikan suntikan vaksin anti rabies (VAR) dengan tahun ini terbanyak diberikan di Kabupaten Buleleng sebesar 7.674 vial, disusul Kota Denpasar sebanyak 7.583 vial dan Kabupaten Badung sebanyak 6.557 vial.

Meski sudah memberikan 54.521 vaksin rabies, Rentin menyebut jumlah gigitan hewan penular rabies tahun ini masih tinggi yaitu 34.809 kasus.

Dari jumlah tersebut diketahui yang positif rabies mencapai 263 kasus dan kematian mencapai empat orang.

Jumlah ini memang menurun dibanding 2024 yang sebanyak 72.782 kasus dengan kasus positif mencapai 635 dan kematian sembilan orang, namun telah terjadi distribusi penyakit anjing gila atau lyssa.

“Hingga Agustus 2024 terjadi (penyakit anjing gila) di dua kabupaten yaitu Tabanan dan Karangasem masing-masing sebesar dua kasus di kedua kabupaten tersebut,” ujar Rentin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler