Bisnis.com, DENPASAR – Upaya diversifikasi ekonomi Bali harus terus dilanjutkan agar tidak bergantung ke sektor pariwisata saja walaupun aktivitas pariwisata sudah pulih mendekati seperti sebelum pandemi Covid-19.
Pulihnya sektor pariwisata berhasil membawa ekonomi Bali tumbuh positif hingga 5,36% pada kuartal II/2024 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan peningkatan transaksi keuangan serta tumbuhnya kunjungan wisman, diperkirakan menjadi faktor pendorong ekonomi Bali terus tumbuh pada triwulan II-2024 secara (YoY).
Lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 19,38% (YoY). Statistik OJK menunjukkan adanya peningkatan nilai kredit yang disalurkan baik oleh bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) secara tahunan. Berdasarkan laporan yang dihimpun Bank Indonesia, output bank umum mengalami peningkatan komponen pendapatan sekunder hingga diatas 160%.
Secara keseluruhan fenomena tersebut mendukung peningkatan nilai tambah ke sejumlah lapangan usaha seperti penyediaan akomodasi dan makan minum (akmamin) sebesar 12,75% (YoY), yang didorong oleh jumlah kunjungan wisman yang terus meningkat bahkan melampaui kondisi sebelum pandemi Covid-19.
“Jumlah kunjungan wisman pada triwulan II-2024 naik 17,86%. Indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) tercatat meningkat, baik untuk kelompok hotel bintang maupun non bintang pada kuartal II/2024. Penyelenggaraan beberapa event internasional di Bali, salah satu yang terbesar yaitu World Water Forum (WWF) pada bulan Mei 2024 berdampak langsung pada tingkat hunian hotel bintang yang naik signifikan khususnya di kawasan Badung Selatan,” Jelas Endang dari konferensi persnya, Senin (5/8/2024).
Pertumbuhan tinggi ekonomi berkat pulihnya sektor pariwisata tidak boleh membuat pemerintah berhenti untuk melakukan diversifikasi ke sektor unggulan lainnya. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali kompak menyebut diversifikasi harus terus dilakukan. Sektor pertanian dan ekonomi digital menjadi sumber pertumbuhan baru.
Baca Juga
Advisor Kantor Perwakilan BI Bali, Butet Linda H Panjaitan menjelaskan ekonomi digital bisa menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Bali. Hal itu didukung oleh besarnya penduduk Bali dari gen Z dan generasi milenial. Proporsi Gen Z mencapai 24,41%, dan generasi milenial 24,49% dari 4,29 juta penduduk Bali.
“Kemudian presentase penduduk Bali yang sudah mengakses internet mengalami peningkatan pesat selama 4 tahun, dan seluruh kabupaten sudah terdigitalisasi oleh sejak 2022,” jelas Butet di Bali.
Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Industri Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Rony Ukurta Barus menjelaskan OJK terus mendorong diversifikasi ekonomi Bali melalui peningkatan akses pembiayaan ke sektor unggulan seperti pertanian dan sektor lainnya.
Menurutnya diversifikasi tidak mengurangi peran sektor pariwisata, akan tetapi menumbuhkan sektor lainnya agar ekonomi Bali lebih seimbang.
Rony menjelaskan banyak jika sumber pertumbuhan ekonomi Bali lebih dari satu sektor, daya tahan Bali akan lebih kuat jika terjadi kondisi seperti pandemi Covid-19 dimana ekonomi Bali sempat tumbuh negatif hingga 9%. “Kami mendukung diversifikasi ke sektor pertanian, kemudian ke UMKM, kami membina UMKM kecil melalui program UMKM Bali Nadi Jayanti. Program ini fokus ke peningkatan kualitas dan pembiayaan UMKM,” jelas Rony.