Bisnis.com, DENPASAR – Tingkat hunian hotel bintang di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juni 2024 tercatat sebesar 41,59% atau naik sebesar 2,34% dibandingkan tingkat hunian di Mei 2024 tercatat sebesar 39,25% (mtm). Jika dibandingkan dengan TPK Hotel Bintang Bulan Juni 2023 sebesar 37,81%, TPK Hotel Bintang Juni 2024 mengalami kenaikan sebesar 3,78% (YoY).
Berdasarkan kelas Hotel Bintang, tingkat hunian hotel bintang tertinggi dicapai oleh hotel bintang empat yakni 52,44%, disusul Hotel Bintang satu 41,37%, Hotel bintang lima sebesar 39,89%, Hotel bintang tiga 35,14% dan hotel bintang dua 30,20%.
Tamu yang menginap di hotel bintang pada Juni 2024 tercatat sebanyak 97.128 orang yang terdiri dari 66.388 orang tamu domestik atau 68,35 % dan 30.740 orang dari wisatawan mancanegara atau sekitar 31,65 %. Hotel bintang empat merupakan pilihan sebagian besar tamu dengan jumlah 40.734 atau sekitar 41,94 %, dengan tamu dalam negeri sebanyak 26.709 orang dan tamu luar negeri sebanyak 14.025 orang.
Rata-rata lama menginap (RLM) tamu di Hotel Bintang pada Juni 2024 sebesar 1,84 hari dan mengalami kenaikan sebesar 0,06 hari dibandingkan RLM Bulan Mei 2024 sebesar 1,78 hari. Jika dilihat menurut kelas hotel bintang, maka RLM hotel bintang satu paling lama dibandingkan dengan hotel bintang lainnya, yaitu mencapai 2,82 hari dan RLM terendah pada hotel bintang dua yakni 1,36 hari.
Jika dibandingkan dengan Mei 2024, lama tamu menginap pada dua kelas hotel bintang mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi pada hotel bintang empat sebesar 0,10 hari dan hotel bintang tiga sebesar 0,09 hari. Sedangkan lama menginap di hotel bintang dua, bintang lima dan bintang satu mengalami penurunan sebesar 0,18 hari, 0,10 hari, dan 0,08 hari.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi menjelaskan harus ada inovasi untuk menarik minat tamu menginap lebih lama di NTB terutama tamu domestic yang datang membuat acara atau event. “Perlu ada tambahan exibitionnya seperti membuat atraksi kebudayaan dan paket wisata lainnya sehingga yang datang untuk kegiatan mice tidak langsung pulang setelah acara selesai. Semakin lama tinggal belanjanya semakin tinggi,” jelasnya.
Baca Juga
Gita akan mendorong Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) untuk melakukan kajian dan membuat strategi agar tamu semakin berminat untuk tinggal lebih lama di Lombok dan Sumbawa. Gita juga menyebut jika dilihat dari jumlah tamu menginap masih dominan di Kota Mataram, menunjukkan kegiatan MICE masih berpusat di Ibu Kota Provinsi.
Menurutnya perlu ada pemerataan kegiatan MICE ke daerah lain seperti Lombok Timur, dan daerah lainnya kue pariwisata lebih merata.