Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan Rp120 miliar kredit untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor di Bali per Juni 2024 atau naik dibandingkan selama 2023 mencapai Rp87 miliar.
“Jumlah debitur per Juni 2024 mencapai 145 UMKM ekspor yang naik dibandingkan 2023 sebanyak 116 debitur,” kata Pemimpin BNI Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Anak Agung Agustiya Novitayanti di Denpasar, Selasa (16/7/2024).
Menurut dia, peningkatan realisasi itu di antaranya karena upaya pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM termasuk membuka pangsa pasar dan memfasilitasi pertemuan pelaku bisnis mancanegara dengan pelaku UMKM binaan.
Dalam periode tertentu, pihaknya mengajak pelaku UMKM yang lolos kurasi untuk mengikuti kegiatan pameran di luar negeri salah satunya di Hong Kong.
Sejumlah produk UMKM binaan tanah air yang diminati pasar luar negeri di antaranya rempah-rempah, bumbu, kopi, cokelat, kerajinan dan kebutuhan dekorasi rumah.
Bank BUMN itu juga memberikan sejumlah kemudahan atau beberapa model insentif di antaranya dari sisi agunan yang dilindungi juga dengan asuransi.
Baca Juga
Kemudian pemberian diskon kepada pelaku UMKM yang melakukan transaksi internasional, kemudahan pengiriman uang keluar negeri hingga adanya tarif dan produk khusus fastrack kepada UMKM berorientasi ekspor.
“Kami memiliki program ekspor yang mendorong UMKM menjadi produktif, digital dan mengglobal karena UMKM kerap menemui kendala mengembangkan usaha kecil menjadi lebih produktif sehingga kami masuk melalui pelatihan dan pendampingan,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia selama periode Januari-Desember 2023 mencapai US$258,82 miliar.
Meski begitu, secara nasional kontribusi UMKM terhadap ekspor masih belum optimal karena baru mencapai 15,8% pada 2023, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Salah satu faktor yang menjadi kendala pelaku UMKM adalah pembiayaan yang belum optimal.