Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tabungan Nasabah Perbankan di Bali Tembus Rp176,57 Triliun

Peningkatan DPK dibandingkan April 2023 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp16,17 triliun.
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik
Ilustrasi likuiditas bank. /Freepik

Bisnis.com, DENPASAR - Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Bali hingga April 2024 mencapai Rp176,57 triliun atau tumbuh 19,14% (YoY). Walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,84% (YoY).

Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan April 2023 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan sebesar Rp16,17 triliun. 

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan fungsi intermediasi yang tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) posisi April 2024 sebesar 60,22%, turun jika dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 67,28% (Maret 2024, 60,83%). Rasio LDR yang termoderasi dibandingkan periode sebelumnya antara lain karena pertumbuhan penghimpunan DPK lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit. 

"Tingginya pertumbuhan DPK terutama disumbangkan oleh peningkatan tabungan perseorangan yang menunjukkan semakin membaiknya kondisi ekonomi masyarakat di Bali," jelas Puji, Kamis (27/6/2024).

Sementara itu kecukupan modal BPR yang tercermin pada likuiditas BPR (cash ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 15,68% dan 37,13%. Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi dan OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,25%, walaupun sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2024 yang sebesar 3,12%. Sementara itu NPL net berada di posisi 2,10%, juga lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,77%.

Meningkatnya rasio NPL pada posisi April 2024 dipengaruhi oleh berakhirnya kebijakan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Akan tetapi peningkatan rasio NPL tersebut berada dalam batas yang terkendali. 

Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LAR) menjadi 16,01%dari sebelumnya 29,39% pada April 2023 (Maret 2024: 17,73%).

Puji menjelaskan OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper