Bisnis.com, DENPASAR — Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi NTB pada kuartal II/2024 diproyeksikan bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2024 yang tumbuh 4,75%.
Kepala Perwakilan BI NTB, Berry Arifsyah Harahap menjelaskan pertumbuhan pada kuartal II/2024 ekspor konsentrat tambang dari emiten PT AMNT Mineral (Amman) setelah pelonggaran atau relaksasi kebijakan pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi NTB. Selain itu di kawasan tambang Amman proyek smelter masih berlangsung yang juga disebut sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi karena membuka lapangan kerja yang besar.
"Pertumbuhan ekonomi NTB didorong dari kinerja investasi yang tinggi karena adanya pembangunan smelter di Sumbawa Barat," jelas Berry kepada media, Jumat (21/6/2024).
Selain kinerja investasi, Berry menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 juga akan ditopang oleh tingginya konsumsi rumah tangga dan stabilitas harga barang dan jasa yang tercermin dari deflasi pada Mei 2024 sebesar - 0,42% (mtm). tekanan inflasi tahunan Provinsi NTB tercatat sebesar 2,77% (yoy), terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.
Bank Indonesia juga mencatat mayoritas harga komoditas pangan strategis menunjukkan harga yang stabil dan bahkan menurun seperti yang terjadi pada komoditas daging ayam ras dan cabai rawit. Di sisi lain, komoditas bawang merah dan cabai merah mulai menunjukkan adanya tren kenaikan harga meski belum terlalu signifikan.
"Hal ini perlu menjadi perhatian dan dapat menjadi salah satu fokus pelaksanaan OPM dalam beberapa pekan kedepan guna mengurangi tekanan inflasi di Juni 2024 agar pertumbuhan ekonomi NTB berkualitas," ujar Berry.
Baca Juga
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Mataram, Firmansyah menjelaskan agar ekonomi NTB bisa tumbuh lebih berkualitas, Pemerintah perlu meningkatkan kinerja investasi. Menurutnya untuk meningkatkan kinerja investasi tidak selalu harus dengan Penanaman Modal Asing (PMA).
"Investor lokal juga perlu dilibatkan oleh Pemda untuk meningkatkan kinerja investasi daerah. Menurut saya investor daerah cukup mampu baik untuk investasi modal kecil hingga besar yang membutuhkan modal ratusan miliar," jelas Firmansyah saat dikonfirmasi Bisnis.
Firman menyebut investor lokal harus difasilitasi dalam satu forum secara berkala, sehingga bisa membangun persepsi bersama dalam meningkatkan investasi, terutama investasi di luar tambang. Pemda juga diminta menyiapkan ruang investasi clean and clear dengan portofolio kawasan investasi.
Dalam portofolio tersebut bisa dijabarkan akses atau infrastruktur apa yang sudah tersedia dan yang belum tersedia. Potensi investasi yang bisa dikembangkan dan status lahan di lokasi tersebut.