Bisnis.com, DENPASAR - Desa wisata yang banyak dibuka dan dikembangkan oleh masyarakat maupun pemerintah membutuhkan bauran strategi untuk menarik wisatawan datang berkunjung.
Salah satu upaya bersama yang dilakukan desa wisata, Bank Indonesia dan Asosiasi Travel Indonesia (Asita) dan pihak hotel dengan membuat paket kunjungan ke desa wisata. Sejumlah desa wisata tahun ini menjadi fokus utama yakni Desa Wisata Taro, Desa Wisata Penglipuran, Pemuteran, Sudaji, Tampaksiring, dan Duda.
Selama ini, Desa Wisata Penglipuran paling banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun nusantara. Dalam satu hari kunjungan bisa tembus 5.000 wisatawan. Lima Desa wisata lainnya membutuhkan dukungan agar bisa dikunjungi oleh wisatawan. Desa Wisata Pemuteran memiliki keindahan pantai bawah laut yang cocok untuk diving dan snorkeling. Sedangkan Desa Wisata Tampaksiring unggul dengan budaya dan alam yang Indah. Desa ini merupakan salah satu desa tua di Pulau Dewata.
Enam desa wisata tersebut juga difasilitasi bertemu buyer di pameran Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) X yang digelar di Nusa Dua.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A Diah Utari menjelaskan fasilitasi promosi desa wisata ini merupakan salah satu bentuk upaya Bank Indonesia dalam mendukung penerapan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Desa wisata tidak hanya mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar termasuk UMKM, namun juga turut menjaga kelestarian budaya dan adat Bali. Perwakilan pengelola desa wisata mengaku cukup banyak buyer yang berminat dengan paket wisata yang ditawarkan dan berencana akan melakukan negosiasi lebih lanjut," jelas Diah di konferensi pers BBTF dikutip Jumat (14/2024).
Baca Juga
Sementara itu, Kepala DPD Asita Bali, I Putu Winastra menjelaskan tren pariwisata global menunjukkan keindahan alam dan budaya masih menjadi keunggulan Indonesia. Tren ini linier dengan pengembangan desa wisata yang banyak dikembangkan di Indonesia.
Winastra menyebut Asita telah berkomitmen membawa wisatawan ke desa wisata melalui mou yang sudah ditandatangani bersama di pembukaan Bali Jagadhita 2024.
Asita juga berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan destinasi wisata Indonesia, baik pada tingkat nasional maupun kancah internasional. Lebih lanjut, untuk mendukung pariwisata yang inklusif. "Pameran BBTF X juga mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan, termasuk desa wisata yang merupakan bagian dari community based tourism," jelas Winastra.
Inisiatif menaikkan pamor desa wisata juga datang dari pihak hotel berbintang di Bali yang sudah menjadi langganan wisman. General Manager The Westin Resort Nusa Dua, Sander Looijen, menjelaskan sejalan dengan komitmen pariwisata Bali, The Westin Resort Nusa Dua senantiasa berusaha untuk menjaga aspek keberlangsungan dan kelestarian lingkungan.
Salah satu tujuan jangka panjangnya adalah mewujudkan net zero emission di kawasan The Westin Resort Nusa Dua pada tahun 2050, Selain itu, untuk mendukung community based tourism, The Westin Resort Nusa Dua juga menawarkan paket wisata untuk berkunjung ke desa wisata.