Bisnis.com, DENPASAR — Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melakukan tambahan pasokan tabung LPG 3 kg untuk wilayah Nusa Tenggara Barat guna memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Iduladha 2024.
Tambahan stok disalurkan ke Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara dengan penyaluran total sebanyak 498,8 metrik ton atau setara dengan 166.260 tabung atau sebesar 150% terhadap konsumsi normal harian.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten/Kota Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa sampai Sumbawa Barat mendapatkan tambahan penyaluran total sebanyak 299,6 metrik ton atau setara dengan 99.880 tabung atau sebesar 300% terhadap konsumsi normal harian.
Tambahan tabung LPG 3kg tersebut diharapkan memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam momen Iduladha yang diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan di sektor LPG.
Area Manager Comm, Rel & CSR Jatimbalinus Ahad Rahedi mengatakan tambahan tabung tersebut diharapkan membanjiri jumlah tabung di masyarakat, sehingga tidak ada celah untuk oknum mengambil keuntungan memanfaatkan situasi yang meningkat.
“Sebelum dan sesudah Iduladha kita akan banjiri tabung secara periodik melihat prediksi tingginya konsumsi serta tradisi di masing-masing daerah. Tentunya besaran tambahan di masing-masing kota kabupaten menyesuaikan itu. Seperti di Kabupaten Dompu misalnya frekuensinya lebih intens dikarenakan meningkatnya kebutuhan msayarakat menjelang hari raya idul adha dan saat ini memasuki musim tanam Bawang serta masih berlangsungnya Panen raya Jagung yang belum merata sehingga masa panen menjadi lebih panjang,” jelas Ahad dari siaran pers, Selasa (11/6/2024).
Baca Juga
Adapun tambahan tersebut berbeda besaran untuk tiap kota/kabupaten dengan tambahan bervariasi mulai dari paling kecil 50% hingga 300% berdasarkan proyeksi peningkatan konsumsi di masing-masing daerah. Kendati demikian masyarakat tetap diimbau untuk membeli LPG di pangkalan Pertamina agar mendapatkan harga HET Rp18.000,- dan stok tersedia.
Ahad menyebut mudah membedakan pangkalan resmi Pertamina, kalau harganya sudah di atas Rp18.000,- itu sudah bukan pangkalan resmi. “Boleh dibeli karna itu pilihan masyarakat, akan tetapi kalau sudah kelewatan ambil untungnya ya jangan dibeli. Semakin senang oknum pengecer yang menaikkan harga kalau dibeli,” sambung Ahad.
Di NTB saat ini tiap desa sudah terdapat minimal 2-3 pangkalan LPG. Di kota / kabupaten, di kota sudah minimal 5 pangkalan LPG per desa. Jadi tidak ada alasan kesulitan mencari pangkalan resmi dan masyarakat bisa semakin menjangkau harga eceran tertinggi HET Rp18.000,- dengan mudah.
NTB ditopang 2 supply point LPG yakni supply poin utama Terminal LPG Sekotong dan Integrated Terminal Bima dengan total stok LPG wilayah NTB saat rilis ini disusun mencapai 3.377 metrik ton, dengan konsumsi rata-rata normal harian mencapai 460 metrik ton per hari stoknya masih dalam kategori aman masih mampu menampung lonjakan konsumsi hingga dua kali lipat.
Meskipun stok melimpah namun penyaluran ke masyarakat menyesuaikan kuota masing-masing kabupaten kota yang ditetapkan pemerintah. Sehingga penambahan pasokan ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemerintah daerah masing-masing.