Bisnis.com, DENPASAR - Pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal I/2024 mencapai 5,98% jika dibandingkan dengan kuartal I/2023 (YoY). Pertumbuhan tersebut menandakan ekonomi Bali terus bergerak bahkan nilai tambah yang tercipta sudah melampaui kondisi ekonomi seperti sebelum pandemi Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi Bali ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang mencapai 5,11% pada kuartal I/2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Bali dipacu oleh peningkatan kinerja keuangan dan transaksi keuangan masyarakat, naiknya realisasi belanja pemerintah, serta jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik yang tumbuh signifikan, diperkirakan menjadi faktor pendorong ekonomi Bali terus tumbuh pada kuartal I/2024 secara (YoY).
Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subayandani menjelaskan catatan tersebut menjadi gambaran terus bangkitnya perekonomian Bali. Pada kuartal I/2024, Lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga 19,67% (YoY). Statistik OJK menunjukkan peningkatan nilai kredit yang disalurkan baik yang disalurkan oleh bank umum maupun BPR (YoY).
"Berdasarkan data output oleh Bank Umum pada laporan yang dihimpun Bank Indonesia mengalami peningkatan komponen pendapatan sekunder hingga diatas 190%. Secara keseluruhan fenomena tersebut mendukung peningkatan nilai tambah yang tercipta," Jelas Subiyandani di konferensi pers Senin (6/5/2024).
Lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib juga tercatat tumbuh tinggi sebesar 18,64%. Kenaikan realisasi belanja pemerintah khususnya pada komponen belanja pegawai mampu mendorong penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi pada kuartal I/2024 dibandingkan kuartal I/2023. Kenaikan tersebut salah satunya disebabkan karena perbedaan periode pembayaran THR pegawai pemerintah.
Baca Juga
Pada 2024, THR pegawai pemerintah dibayarkan pada periode kuartal I/2024 tepatnya di akhir Maret. Sementara pada tahun 2023, pembayaran THR dilakukan di April 2023.
Peningkatan nilai tambah pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 13,03% (YoY) didorong oleh jumlah kunjungan wisman dan wisnus yang terus meningkat bahkan sudah melampaui kondisi sebelum pandemi covid-19. Jumlah kunjungan wisman pada kuartal /2024 tercatat mencapai 1,34 juta kunjungan, naik 31,05% dibandingkan kuartal I/2024 sebanyak 1,03 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan wisnus juga meningkat pada kisaran 38% (YoY). Kondisi tersebut berdampak langsung pada kenaikan produksi jasa akomodasi di Bali. Indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) tumbuh baik untuk kelompok hotel bintang maupun non bintang pada periode kuartal/2024 dibandingkan kuartal I/2024.
Sementara itu, struktur PDRB Bali pada kuartal I/2024 masih didominasi oleh lapangan usaha akmamin dengan besaran nilai tambah Rp14,37 triliun atau 20,64% dari total PDRB Bali. Kontributor terbesar kedua yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang nilai tambah sebesar Rp9,35 triliun atau setara 13,43%, disusul lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan nilai tambah sebesar Rp7,19 triliun atau 10,32% dari total perekonomian Bali.
Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal I/2024 (YoY), ekonomi Bali yang tumbuh sebesar 5,98% bersumber dari lapangan usaha akmamin dengan sumbangan sebesar 2,24% kemudian disusul oleh jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,95%.
Kontributor terbesar lainnya yaitu dari lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan andil 0,85%. Sedangkan gabungan dari 14 lapangan usaha lainnya memberi sumbangan sebesar 1,95%.