Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Provinsi Bali melalui program pengentasan kemiskinan menargetkan kemiskinan ekstrem di Bali bisa hilang atau 0% di 2024.
PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan saat ini tingkat kemiskinan ekstrem di Bali 0,19%, berada di bawah rata - rata kemiskinan ekstrem nasional yang masih berada di 1,12% pada 2023.
"Ada target kemiskinan ekstrem di Bali bisa hilang di 2024, dan kami optimis bisa mencapai target tersebut melalui ngrombo (gotong royong)," jelas Mahendra di Misrenbang tingkat Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).
Mahendra menjelaskan terus melakukan program untuk mengintervensi penduduk yang masih miskin ekstrem di Bali. Salah satu program yang sudah dilakukan pemberian bantuan sosial, melakukan bedah rumah atau renovasi terhadap rumah warga miskin ekstrim agar lebih layak huni. Program ini sudah dilakukan di sejumlah kabupaten seperti Buleleng, Karangasem.
Akan tetapi Mahendra menyebut terdapat kendala untuk mencapai target penurunan kemiskinan ekstrem di Bali, seperti masih adanya masyarakat miskin dan miskin ekstrem yang belum masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Ketika kami turun, kami mendapatkan persoalan ada warga yang tidak layak (miskin ekstrem). Yang kami sayangkan warga miskin ekstrem tersebut ternyata tidak masuk dalam DTKS, bingung kami, itu di Buleleng, Karangasem juga. Padahal untuk bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem agar intervensi kita tepat adalah data yang valid. Saya harapkan kepada Pemkab agar benar - benar (serius) masalah data ini, karena kasihan warga yang miskin tidak masuk dalam DTKS," ujar Mahendra.
Baca Juga
Mahendra menyebut tingkat pengangguran terbuka di Bali 2,69%, masih berada dibawah nasional yang tingkat pengangguran terbuka masih mencapai 5,32%.