Bisnis.com, DENPASAR - Pelaku usaha ritel di Bali mulai merasakan peningkatan permintaan dari konsumen terhadap Sembako selama Ramadan 2024.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra menjelaskan selama Ramadan penjualan sembako meningkat 10% - 20% jika dibandingkan kondisi normal. Peningkatan ini didorong karena meningkatnya kebutuhan aktivitas masyarakat selama Ramadan, seperti adanya penjualan kue khas Ramadan atau takjil yang membutuhkan bahan baku dari ritel.
"Jika dilihat history sebelumnya, Selama Ramadan bisa meningkat 10%-20% untuk penjualan sembako. Yang banyak dicari seperti beras, gula, tepung, minyak goreng, ini untuk masyarakat yang membuat kue selama Ramadan," jelas Agra Putra, Senin (18/3/2024).
Adapun yang perlu diwaspadai selama Ramadan ini tersendatnya distribusi gula dari brand premium yang dikhawatirkan berdampak ke kenaikan harga. Menurut Agra, saat ini harga gula masih normal, akan tetapi distribusi gula premium mulai tidak lancar. Masalah distribusi ini harus segera diatasi karena jelang Idulfitri kebutuhan gula diproyeksikan akan semakin tinggi.
Berbeda dengan gula dari brand premium, Agra menyebut gula curah distribusinya lancar, dan stok di ritel juga masih melimpah. Hanya saja konsumen saat ini juga semakin banyak yang menggunakan gula premium sehingga suplai ke peritel harus segera dipenuhi.
"Gula curah stoknya aman, selalu ada suplai. Yang perlu diwaspadai suplai gula premium yang terganggu di tingkat distributor," kata Agra.
Baca Juga
Agra juga meminta agar beras SPHP dari Bulog kuotanya ditingkatkan agar penyebarannya lebih merata di Bali. Selama ini kuota beras SPHP Bulog hanya 4 ton per bulan, jumlah tersebut dinilai masih kurang dari kebutuhan konsumen.
Hingga hari ketujuh Ramadan, harga komoditas penting terpantau stabil seperti beras medium Rp15.000 per kg, beras premium Rp16.000 per kg. Bawang merah Rp30.000 per kg, gula pasir Rp18.000 per kg, gula curah Rp13.000 per kg.