Bisnis.com, DENPASAR – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Bali pada Februari 2024 sebesar 2,98% (yoy) atau naik jika dibandingkan inflasi pada Januari 2024 yang inflasinya berada di angka 2,61%.
Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan kenaikan inflasi Bali pada Juni 2022 disebabkan oleh naiknya harga sejumlah komoditas dari kelompok volatile food terutama beras yang dalam beberapa minggu terakhir memang naik signifikan, dan dikeluhkan masyarakat. Hal ini juga tercermin dari catatan BPS terhadap kenaikan kelompok komoditas.
BPS mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau naik hingga 7,23%, dan memberi andil inflasi tertinggi, kemudian diikuti oleh kelompok pakaian dan alas kaki setinggi 1,77%.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,17%, kesehatan naik 1,94%, kelompok transportasi naik 0,63%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik 2,4%, kelompok pendidikan naik 3,16%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,75%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 1,93%.
Sementara itu,dua kelompok tercatat mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun sedalam 0,26%, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sedalam 0,03%.
“Inflasi tertinggi tercatat pada subkelompok makanan dengan inflasi sebesar 7,67%, Komoditasnya antara lain beras, daging ayam ras, cabai merah, tomat, bawang putih,telur ayam ras, pisang, kue basah, air kemasan, gula pasir, Kemudian diikuti komoditas dari kelompok lainnya seperti Sigaret Kretek Mesin (SKM), biaya perguruan tinggi Sigaret Putih Mesin (SPM), biaya sekolah menengah pertama, kopi bubuk, iuran pembuangan sampah, bimbingan belajar, pembalut wanita, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan wortel,” jelas Endang dalam konferensi pers, Kamis (1/3/2024).
Baca Juga
Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi dengan memberikan sumbangan negatif, antara lain bawang merah, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, cabai rawit, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, sawi hijau, tongkol diawetkan, kacang panjang, kangkung, bayam, sabun cair/cuci piring, buncis, shampo, sabun mandi, telepon seluler, canang sari, terong, kasur, tisu, dan ikan layang/ ikan benggo.
Dari empat Kabupaten yang menjadi indikator inflasi di Bali, BPS mencatat inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Tabanan sebesar 3,87 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,23 dan inflasi terendah tercatat di Kota Denpasar sebesar 2,72 persen dengan IHK sebesar 105,93.