Bisnis.com, DENPASAR – Pelaku pariwisata di Bali mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Bali membentuk tim khusus yang akan mengelola dana pungutan atau retribusi wisatawan asing sehingga pengelolaannya bisa lebih fokus dan sesuai dengan tujuan awal.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menjelaskan tim pengelola dana pungutan wisatawan asing perlu dibentuk untuk mencegah sejumlah risiko yang bisa terjadi dalam proses pemungutan maupun pengelolaan anggaran.
Menurut Gus Agung, ada empat risiko yang perlu diwaspadai dalam pengelolaan dana retribusi tersebut. Risiko pertama yakni risiko regulasi atau aturan yang akan dilanggar dalam proses pungutan, sehingga perlu tim solid yang memang menjalani setiap aturan. Selain itu aturan yang sudah ada seperti Pergub diharapkan sudah memadai untuk menjadi dasar pungutan, penggunaan hingga pelaporannya.
Baca Juga
Risiko kedua yakni system pungutan tidak berjalan dengan baik. Menurut Gus Agung, ada risiko pungutan tidak berjalan jika terjadi down di system yang sudah tersedia, apalagi sistem pembayaran yang dirancang seluruhnya secara non tunai, perlu disediakan alternatif pembayaran jika di sistem utama tersebut terjadi gangguan.
“Selain itu, ada juga risiko penggunaan anggaran ini tidak efektif, sehingga dalam penggunaan anggaran harus melibatkan semua komponen terutama dari kalangan pariwisata, mulai dari pembahasan program prioritas hingga pengawasan anggaran. Selain itu yang tidak kalah penting dalam implementasi kebijakan baru pasti ada risiko disinformasi, sehingga wisatawan dan pelaku pariwisata perlu diberikan sosialisasi tuntas,” jelas Gus Agung, Selasa (23/1/2023).
GIPI meminta agar penggunaan anggaran retribusi wisatawan asing tersebut difokuskan untuk peningkatan infrastruktur pariwisata, konservasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, komunikasi dan promosi pariwisata Bali. Menurutnya dengan persaingan pariwisata saat ini, perlu promosi untuk menarik pasar baru, terutama dari negara – negara Asia yang ekonominya sedang bangkit.