Bisnis.com, DENPASAR - Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang sudah dimulai mampu meningkatkan hunian kamar hotel di Pulau Bali.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menjelaskan saat ini okupansi hotel di Bali sudah tembus 85%. Bahkan di kawasan utama seperti Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Ubud, Sanur tingkat hunian kamar sudah di atas 90%.
PHRI mencatat terjadi kenaikan okupansi hotel dibandingkan momen Nataru 2022, saat itu okupansi hotel baru mencapai 75%.
"Ada kenaikan 10% jika dibandingkan dengan okupansi pada Nataru 2022. Ini menandakan tingkat kunjungan wisatawan ke Bali sudah lebih ramai. Saat ini kedatangan wisatawan mancanegara saja bisa tembus 18.000 per hari, begitu juga dengan wisatawan nusantara hampir sama," jelas Suryawijaya, Senin (25/12/2023).
Hingga malam tahun baru, okupansi hotel diproyeksikan akan tembus 90%-95%, sedangkan pada H-2 tahun baru diproyeksikan menjadi puncak kedatangan wisatawan ke Bali.
Masa tinggal wisatawan di hotel juga diprediksi meningkat, menurut PHRI, masa tinggal wisman bisa mencapai dua pekan atau sekitar 14 hari. Banyak wisman diprediksi akan tinggal hingga Januari 2023. Sedangkan masa tinggal wisatawan domestik maksimal sekitar 7 hari.
Baca Juga
Tingginya kunjungan wisatawan juga berdampak ke naiknya harga kamar hotel di Bali. Menurut Rai Suryawijaya, harga kamar naik 10%-15%, Hal tersebut dinilai wajar karena mengikuti permintaan pasar yang memang sedang tinggi.
Sementara itu, Angkasa Pura I (AP I) mencatat hingga empat hari Posko Nataru berjalan, tercatat sejumlah 261.929 penumpang yang bepergian dari dan melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Angka ini meningkat hingga 18% jika dibandingkan dengan periode Posko Nataru tahun lalu atau sejumlah 221.596 penumpang.
Di sisi lain, jumlah pergerakan pesawat juga tumbuh sebesar 12% atau 1.470 pergerakan pesawat di tahun lalu menjadi 1.650 pergerakan pesawat pada periode Posko tahun ini.
Pengelola bandara mencatat penerbangan dari dan menuju Jakarta via Bandara Soekarno Hatta dan Surabaya menjadi rute domestik tersibuk, masing-masing dengan 17.904 dan 6.224 penumpang. Sementara untuk penerbangan internasional dengan rute tersibuk adalah Singapura dengan 7.502 penumpang, Kuala Lumpur 4.466 penumpang, dan Melbourne dengan 2.802 penumpang.