Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Saham di NTB Tumbuh 30,39%

Kepala OJK NTB Rico Rinaldy menjelaskan pertumbuhan investor saham di NTB melampaui pertumbuhan nasional yang tercatat 18,53%.
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat layar pergerakan saham pada salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Senin (16/10/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, DENPASAR – Investor saham di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalami pertumbuhan yang didorong oleh semakin banyaknya milenial dan generasi Z yang mulai melakukan investasi di pasar modal.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB mencatat jumlah di NTB hingga November 2023 mencapai 44.893 SID, tumbuh 30,39% (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama di 2022.

Kepala OJK NTB Rico Rinaldy menjelaskan pertumbuhan investor saham di NTB melampaui pertumbuhan nasional yang tercatat 18,53%.

Menurut Rico capaian ini tentu hal yang positif karena semakin banyak masyarakat NTB berinvestasi di pasar modal yang legal, jelas transparan, daripada berinvestasi di perusahaan ilegal atau investasi bodong yang menjanjikan untuk berlipat namun ujungnya merugikan masyarakat.

Rico juga menjelaskan pertumbuhan investor saham di NTB didorong oleh mulai masuknya generasi milenial dan generasi Z ke pasar saham.

“Investor saham memang rata–rata dari milenial dan generasi Z, kami melihat pertumbuhannya positif dari segi jumlah investor saham, walaupun secara transaksi di 2023 ini sedikit terkoreksi karena pertumbuhannya -0,73%. Akan tetapi secara nilai kepemilikan tumbuh 142%,” jelas Rico dikutip, Jumat (22/12/2023).

Nilai transaksi saham di NTB tercatat Rp435 miliar per November 2023, sedangkan nilai kepemilikan saham mencapai Rp1,42 triliun. Selain saham, investor reksadana di NTB juga tumbuh 34,18% dengan jumlah investor 114.486 SID. Investor Surat Berharga Negara (SBN) juga tumbuh 27% dengan jumlah investor 3.858 SID.

OJK minta masyarakat NTB untuk berinvestasi di perusahaan yang legal seperti pasar modal, dan menghindari investasi ilegal atau investasi bodong. Karena menurut OJK masih banyak masyarakat yang salah memilih skema investasi dan terjebak di investasi bodong.

Padahal menurut Rico OJK NTB telah melakukan banyak edukasi keuangan hingga ke pelosok agar masyarakat tidak menjadi korban investasi bodong.

“Pada 2023 saja kami sudah melakukan 70 kali edukasi soal literasi dan inklusi keuangan, belum lagi Lembaga lainnya, jadi kami harap masyarakat lebih hati-hati,” kata Rico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler