Bisnis.com, DENPASAR – Nilai perdagangan Nusa Tenggara Barat pada November 2023 tercatat surplus US$155,08 juta. Hal ini didorong oleh tingginya ekspor tambang NTB ke sejumlah negara.
Kepala BPS NTB, Wahyudin menjelaskan nilai ekspor NTB pada November 2023 mencapai US$250,43 juta. Jauh lebih tinggi dari impor NTB yang nilainya US$95,36 juta. Tambang masih menjadi komoditas andalan NTB dengan persentase 98% dari keseluruhan nilai ekspor. Wahyudin menyebut nilai ekspor tambang mencapai US$245,3 juta.
“Ekspor komoditas tambang langsung melalui Pelabuhan Benete Sumbawa, tujuannya saat ini ke tiga negara yakni Jepang, China dan Korea Selatan, jadi tiga negara besar di Asia. Tambang memang hingga saat ini menjadi komoditas andalan NTB,” jelas Wahyudin melalui siaran pers, Jumat (15/12/023).
Selain tambang, NTB juga mengekspor perhiasan senilai US$3,4 juta ke Jepang, Hongkong hingga Australia. Kemudian komoditas perikanan seperti ikan dan udang senilai US$758.113, produk perikanan NTB banyak diekspor ke Amerika Serikat dan Kanada.
Kemudian garang, belerang dan kapur senilai US$386.353, daging dan ikan olahan US$167.844, ekspor buah senilai US$165.200, dan komoditas lainnya US$164.305.
Total nilai ekspor non tambang NTB pada November 2023 hanya US$5,3 juta, nilai tersebut naik jika dibandingkan Oktober 2023 yang nilainya US$4,07 juta.
Baca Juga
Jika dilihat dari perbandingan ekspor tambang dan komoditas non tambang, masih terjadi ketimpangan yang besar, NTB belum mampu secara menggenjot ekspor komoditas non tambang.
Sementara itu, impor NTB paling besar tercatat dari komoditas mesin dan mekanik pesawat dengan nilai impor US$71,24 juta atau 74% dari keseluruhan nilai impor,komoditas ini banyak diimpor dari China, Finlandia dan Uni Emirat Arab.
Selain itu mesin atau peralatan listrik senilai US$21,29 juta, bahan bakar mineral US$2,4 juta, benda dari besi dan baja US$145.419, besi dan baja US$133.894, karet US$23.344 , dan komoditas lainnya US$62.024.