Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Provinsi Bali meminta bantuan sejumlah pihak dalam penanganan sampah yang hingga saat ini masih belum terselesaikan walaupun pemerintah pusat telah menggelontorkan anggaran ratusan miliar untuk pembangunan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya meminta bantuan Prancis untuk penanganan sampah. Hal itu disampaikan Mahendra saat bertemu Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabian Penone. Menurut Mahendra kerja sama penanganan sampah dengan Prancis sebagai upaya percepatan penanganan sampah di Bali.
"Bali menjajaki sejumlah kerja sama dengan Prancis, seperti di sektor pariwisata karena wisman Prancis di Bali peringkat ketujuh dengan jumlah 162.128 wisman per Oktober 2023. Selain kerjasama pariwisata kami juga menjajaki kerja sama penanganan sampah, karena sampah harus segera diatasi sehingga dapat menjaga citra pariwisata Bali di mata dunia," jelas Mahendra dikutip dari siaran pers, Jumat (17/11/2023).
Sebelumnya, Mahendra sempat mempertanyakan tidak optimalnya penanganan sampah di tiga TPST yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat. Padahal TPST tersebut sudah beroperasi satu tahun, namun kinerjanya belum sesuai harapan, seperti belum mampu mengolah sampah sesuai dengan kapasitas optimal yakni 450 ton per hari, hingga saat ini TPST Kesiman misalnya hanya mampu mengolah 80 ton sampah.
Tidak optimalnya TPST berakibat ke penutupan TPA Suwung terus ditunda, puncak masalah ini terjadi kebakaran TPA Suwung imbas kemarau panjang yang melanda Bali.
Dubes Prancis, Fabian menjelaskan siap membantu Bali dalam penanganan sampah dengan mendatangkan investor dari Prancis. "Kami bisa menghubungkan dengan investor untuk membantu Bali dalam penanganan sampah, ujat Fabian.
Baca Juga
Selain meminta bantuan asing, Bali juga berencana menambah anggaran penanganan sampah yang diambil dari hasil pengumpulan retribusi wisatawan asing yang mulai berlaku pada Februari 2024. Setiap wisman akan dikenakan retribusi senilai Rp150.000, proyeksinya Bali akan mengumpulkan dana sekitar Rp900 miliar dengan hitungan 6 juta wisman per tahun. Sebagian dana tersebut akan digunakan penanganan sampah.
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta juga mengaku sedang mengoptimalkan penanganan sampah dengan membangun pengolahan berbasis sumber. Menurut Giri setiap desa di Badung memiliki tempat pengolahan sampah sehingga pengolahan sudah bisa dilakukan di tingkat desa.
"Seluruh desa paling tidak ada TPS3R, Kami juga sudah bagi di bagian Selatan, Tengah dan Barat Badung ada TPST nya," ujar Giri.