Bisnis.com, DENPASAR – Ekonomi Bali pada kuartal III/2023 tumbuh 5,35% (YoY), didorong oleh pulihnya sektor pariwisata yang menggeliatkan sejumlah lapangan usaha seperti akomodasi makanan dan minuman (akmamin) dan lapangan usaha transportasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, lapangan usaha transportasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan pertumbuhan 27,52%. Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menjelaskan pertumbuhan transportasi ini bersumber dari meningkatnya aktivitas pada angkutan darat, udara, angkutan sungai danau dan penyeberangan serta aktivitas pergudangan dibandingkan dengan 2022. Berdasarkan data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar Bali, jumlah keberangkatan penumpang rute internasional meningkat hingga lebih dari 95%, sedangkan keberangkatan domestik tercatat meningkat pada kisaran 24% secara (YoY).
Dari jalur laut, ASDP mencatat Pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, dan Sanur juga menunjukkan peningkatan jumlah penumpang hingga lebih dari 170% (YoY) per kuartal II/ 2023. Kemudian yang kedua, pertumbuhan ekonomi Bali didorong oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum (akmamin) yang tumbuh hingga 16,06% (YoY). Jumlah kunjungan wisman pada kuartal III/2023 yang mencapai 1.571.844 kunjungan menjadi pendorong bergeraknya lapangan usaha akmamin.
Baca Juga
“Jika dilihat dari lapangan usaha yang bergerak, pertumbuhan ekonomi Bali didorong oleh sektor pariwisata, dimana kunjungan wisman pada kuartal III/2023 1,5 juta kunjungan,” jelas Endang melalui live streaming, Senin (6/11/2023).
BPS juga mencatat, lapangan usaha keuangan dan jasa asuransi tumbuh 15,65%(YoY), pertumbuhan lapangan usaha ini dorong oleh momentum hari raya Galungan dan Kuningan di Bali yang meningkatkan transaksi keuangan masyarakat. Selain lapangan usaha jasa perusahaan juga tumbuh 7,58%, perdagangan besar dan eceran 4,65%, dan jasa lainnya 9,04%.
Jika dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh pertumbuhan ekspor barang dan jasa. Ekspor luar negeri Bali tumbuh 144,55%, diikuti komponen Pengeluaran Lembaga Non Profit (PK-LNPRT) 6,94%, komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) 6,10%, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 2,54%.